Pemdes Walatung Studi Banding Kelola BUMDes ke Kabupaten Banjar

Rombongan Pemdes Desa Walatung, Kecamatan Pandawan, Kabupaten HST, berfoto dengan Pembakal Desa Mandikapau Barat,  di salah satu titik di lokasi wisata Danau Tamiyang, Sabtu (26/6/2021).(foto: istimewa).

Banjar, BARITO – Aparat pemerintahan desa (Pemdes) Walatung, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) melakukan kunjungan ke Desa Mandikapau Barat dan Desa Padang Panjang, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Sabtu (26/6/2021) pagi.

Kedatangan rombongan Pemdes Walatung ke Desa Mandikapau Barat adalah dalam rangka studi banding pengelolaan BUMDes.

Ketua Dewan Perwakilan Desa (DPD) Walatung, Abdul Jalil mengaku sangat antusias memajukan BUMDes di wilayahnya. Sehingga pihaknya ingin belajar lebih jauh tentang cara mengelola BUMDes ke desa yang dianggap berhasil memajukan bisnis BUMDes-nya.

“Desa Walatung mempunyai potensi yang luar biasa untuk dikembangkan diantaranya di sektor pertanian, perkebunan, kerajinan, peternakan dan perikanan. Sejak dulu, Desa Walatung terkenal sebagai penghasil anyaman purun, pembuat gula merah dan kolang kaling. Ini yang akan kita kembangkan secara maksimal melalui BUMDes agar dapat menyumbang pendapatan asli desa,” harapnya.

Selain produk unggulan berupa kerajinan, Desa Walatung menurutnya juga berpotensi menjadi desa wisata. Dalam hal ini, pemdes berencana akan membangun  rawa yang ada di Handil Katiau, Handil Pelajau dan Handil Binderang sebagai lokasi wisata pemancingan lengkap dengan segala fasilitasnya.

Sementara itu, Penjabat Kepala Desa Walatung, Supiani mengatakan, usai pertemuan dengan aparat Desa Mandikapau Barat, pihaknya banyak mendapat ilmu dan kiat sukses.

“Kita akan berupaya untuk mengadopsi ilmu yang didapatkan. Selama ini BUMDes Walatung belum mengalami kemajuan yang pesat, karena itu diharapkan usai studi banding ini, kita bisa implementasikan ilmu yang didapat,” ujarnya.

Sebagai sentra kerajinan anyaman purun, imbuh Supiani,   Desa Walatung diproyeksikan akan memiliki lokasi penanaman purun di lahan tersendiri. Hal itu didorong dari rasa keprihatinan karena stok purun menyusut dan perajin terpaksa membeli purun ke desa lain yang jauh lokasinya.

“Selain itu, kita juga akan budidayakan tanaman pohon enau agar produksi gula merah dan kolang kaling terus berjalan,” tambah Supiani.

Sekdes Walatung, Hidayatullah menimpali, juga ada 3 desa yang sudah mereka agendakan untuk dikunjungi. Namun karena keterbatasan waktu, maka kunjungan ke Desa Tiwingan Lama dibatalkan.

Secara terpisah, Pembakal Desa Mandikapau Barat, Abdul Basit menyambut baik pertemuan dan dialog dengan rombongan dari Pemdes Walatung.

Dirinya merasa bangga karena bisa berbagi ilmu tentang cara memajukan dan mengembangkan BUMDes. Dalam hal ini, BUMDes “Berkat Bersama” di Desa Mandikapau Barat memiliki jenis usaha pariwisata Danau Tamiyang.

Sejak dibuka beberapa tahun lalu sebagai destinasi wisata,  Danau Tamiyang berkontribusi besar pada pendapatan asli desa (PA) Desa hingga Rp 100 juta per tahun.

Tetapi karena Pandemi Covid-19, pendapatan dari lokasi wisata itu ikut terdampak sehingga hanya mendapatkan setengahnya dari pendapatan sebelumnya.

Sedangkan dalam hal memelihara sektor wisata, pihaknya berupaya menomorsatukan kepuasan pengunjung. Misalnya bersikap ramah menyambut tamu,  menyediakan spot untuk berfoto, toilet dan tempat ibadah yang bersih dan harga makanan dan minuman dijual dengan harga wajar seperti di luar Danau Tamiyang.

Penulis: Cynthia

 

Related posts

Antisipasi Serangan Siber, SDM Diskominfo Kalsel Ikuti Pelatihan CSCU

Kesiapan Telkomsel Menghadapi Pilkada Serentak 2024

Komisi III DPRD Kalsel Minta Dukungan Kementerian PUPR Realisasikan Pembangunan TPST Regional Banjarbakula