Pemindahan Ibukota Kalimantan Harus Siapkan SDM Berkualitas

by admin
0 comments 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO
Sebanyak 53 depot di Kawasan Wisata Kuliner bagaikan mati suri alias sepi pengunjung dalam tiga bulan terakhir ini, lantaran adanya laporan warga setempat yang merasa terganggu dengan music Live dangdut karaoke, Rabu (28/8/2019). Kini tinggal sekitar 15 pedagang saja lagi yang tersisa, kalau dibiarkan maka KWK di Jalan Pos itu bakal gulung tikar.

Demikian disampaikan Boy dan Mariati kepada Barito Post saat mengeluhkan sepinya KWK Baiman yang berada di belakang Lapangan Tenis hingga Jembatan Dewi tersebut. “Jadi ada seorang warga ironisnya kakak dari pa RT yang keberatan akan live music dangdut tersebut, ditambah isu kalau pedagang KWK menjual minuman keras (miras) yang selama ini tidak terbukti hingga juga barang dijual tak kayak dikonsumsi,”sebut Boy.

Menurutnya dulu tiga tahun lalu KWK ini cukup ramai, apalagi mendukung wisata sungai Martapura setempat sebagai tempat santai. “Kami heran kenapa justru ketua RT tidak dapat menyelesaikan keluhan satu orang dengan mengalahkan dan mematikan pedagang KWk setempat,”ingat Boy pria rambut gondorng ini.

Karena ada keberatan warga yang menadu ke Polsek Banjarmasin tengah hingga ke Mapolresta tersebut akibatnya musik atau karaoke ditutup oleh Satpol PP setempat. “Padahal hidup pedagang yang menyewa ini dari hiburan music yang menarik minat pengungjung untuk datang santai minuman ringan seperti jus dan kopi,”terang mantan DJ tersebut.
Kini nasib pihaknya tinggal mengitung hari, karena untuk makan terpaksa menjual modal seperti rokok dan minuman ringan tersebut bahkan peralatan jualan makana pun terjual. “Sekarang kami bukanya terpaksa habis Magrib dan tutup bila pengunjung sepipada pukul 24.00 Wita malam,”resahnya.

Boy menyatakan, akibat hanya keberatam cuma sstu orang saja dia khawatir KWK ini kalau dibiarkam jadi sarang penyamun lantaran sepi. “Kita sudah menghubungi Ketua Koperasi Wisata Kuliner Mandiri, Rohayati namun selalu dijawab sibuk dan tidak ada waktu untuk membenahi masalah itu. Lalu dimana tanggung jawab ketua koperasi,”bebernya diaminkan Mariati.

Dia menyatakan, kalau tidak serius lebih baik membenahi lebih baik dibuat taman kota saja sehingga mereka bisa jualan di sekitar KWk seperti di rumah atau bisa gerobak.

Mariati menambahkan, kalau tak diurusi bagaimana pedagang mau bayar sewa atau setoran iuran kepada koperasi karena tidak ada penghasilan. “Intinya kalau tidak musik maka dagangan sepi,”keluhnya.

Karena dia minta agar pihak Dinas Koperasi dan Pariwisata turun tangan mengatasi masalah ini, agar ada pembinaan pembinaan kepada pengusaha kecil seperti mereka. Apalagi sekarang KWK sebagai tempat sudah mendukung wisata sungai, lalu dimana daya tariknya kalau dihentikan music dihentikan,”pungkasnya didampingi pengacara, Bujino A Salan SHMH.

Arsuma

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar