Banjarmasin, BARITO – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tengah melengkapi tiga syarat pengusulan Unesco Global Geopark (UGG). Mulai dari dokumen bahasa yang paling tidak mencantumkan tiga bahasa, yakni Indonesia, Inggris dan Perancis.
Kemudian syarat selanjutnya harus memiliki pusat informasi tentang Geopark itu sendiri dan terakhir setidaknya harus memiliki Geosite dan ini merupakan prioritas utama Pemprov Kalsel untuk membenahi serta menatanya.
Demikian disampaikan Kepala Bappeda Kalsel H Nurul Fajar Desira di Banjarmasin, Rabu (11/11/2020).
“Wilayah Tahura sampai Sultan Adam termasuk kawasan luas. Ada Hutan Kahung, Waduk Riam Kanan, Matangkaladan dan Tahura itu sendiri,” jelas Fajar Desira.
Fajar melanjutkan karena disitu terdapat Geosite Serpentinite Forest Park di Tahura Mandiangin. Ini cuma ada 3 di dunia yakni Kalsel, Papua dan Himalaya. Karena jenis bebatuaan ini berada dikerak dasar laut dengan kedalaman 6.000 meter, kemudian terangkat ketika kejadian tumbukan antara benua Australia dan benua Asia yang kemudian ditumbuhi hutan.
Selanjutnya Geosite yang kedua, yakni Pendulangan Intan di Cempaka Banjarbaru. Berikutnya Tanjung Dewa, yakni Geosite dolerite Semilir Pulau Laut.
“Yang keempat Geosite Plagiogranite tepatnya di Geopoint Gunung Besar Kecamatan Simpangempat Kabupaten Tanah Bumbu,” imbuhnya.
Fajar menambahkan pihaknya akan membenahi empat geosite tersebut, termasuk infrastruktur, akses jalan, kemudian tempatnya didesain ulang dan juga membenahi masyarakat. Tujuannya supaya masyarakat mampu menceritakan tentang jenis batunya dan awal mula kejadiannya serta menampilkan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat sekitar.
Ditegaskannya ini akan dipersiapkan dalam waktu satu tahun kedepan dan diakhir tahun 2021 akan diusulkan menjadi UGG.
“Nantinya kita juga akan mengadakan seminar internasional tentang Geopark Dunia, seminar tersebut dilaksanakan di Kalsel dan mengundang para ahli Geopark seluruh dunia,” tutupnya.
Penulis : Sopian