Pendapatan Negara di Kalsel Sudah Mausuk 114 Persen

Media Briefing perkembangan realisasi APBN regional Kalimantan Selatan oleh Kanwil DJPb Provinsi Kalsel.

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Patut diacungi jempol, kinerja APBN wilayah Kalimantan Selatan hingga 30 Nopember lalu sudah mencapai 114 persen lebih. Kinerja tersebut diyakini bertambah hingga akhir tahun Desember mendatang.

Kepala kanwil Perbendaharaan Provinsi Kalsel, Syafriadi menyampaikan, bahwa kinerja itu merupakan peningkatan seiring dengan realisasi belanja penyelesaian pekerjaan belanja infrastruktur.

Diterangkannya realisasi belanja sampai dengan 30 November 2023 sebesar 29,34 triliun atau 90,91% terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sebesar 7,29 Triliun (82,84%) dan Transfer ke Daerah (TKD) sebesar 22,04 Triliun (93,94%). Jika dibandingkan periode yang sama tahun 2022, realisasi belanja tumbuh 9,27%.

“Ini capaian yang luar biasa, jika dibanding tahun lalu di bulan yang sama itu telah tumbuh 9,27 persen,” katanya usai media briefing perkembangan realisasi APBN regional Kalsel, Kamis (28/12/2023).

Syafriadi melanjutkan, Kontribusi terbesar dari pendapatan negara tersebut berasal dari penerimaan perpajakan terutama PPN dan PPh. Tiga sektor yang memberikan kontribusi penerimaan perpajakan berasal dari sektor pertambangan dengan kontribusi sebesar 32,0%, kemudian sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 28,8%dan sektor pengangkutan sebesar 14,4%.

Baca Juga: Sah! Atim Susanto Terpilih Nahkodai Karang Taruna Banjarmasin 

Secara komulatif, seluruh sektor utama tumbuh positif kecuali sektor pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Pertumbuhan tertinggi adalah sektor Pengangkutan dan Pergudangan yang tumbuh 70,85% dibandingkan tahun lalu.

Total penerimaan negara yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai Kalimantan Bagian Selatan sampai dengan 30 November 2023 sebesar 5,60 Tnliun. Penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp420,58 Miliar dan penerimaan lainnya 5,6 Tnliun.

Tantangan yang dihadapi terkait penerimaan dari Perdagangan Internasional adalah turunnya volume ekspor komoditas CPO dan turunannya. Jika dilihat dari posisi Neraca Perdagangan, sampai saat ini masih surplus sebesar US$1.097,99 juta, meningkat 40,80%. Peningkatan ini karena ekspor lebih tinggi dari impor.

Kontribusi kenaikan ekspor sebesar 38,65%, sedangkan impor hanya naik sebesar 27,38%.

“Kenaikan ekspor ini terjadi karena adanya kenaikan volume ekspor dari produk batu bara,” katanya.

Ia melanjutkan, pada sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), realisasi penerimaannya telah mencapai Rp1,63 Triliun atau 121,70% dan target, tumbuh 31,18 (yoy).

Penerimaan terbesar dari pendapatan Jasa transportasi, komunikasi, dan informatika sejalan dengan mobilitas dan confidence masyarakat yang cukup tinggi. Realisasi penerimaan BLU menyumbang sebesar Rp435,04 miliar atau 26,74% dari total realisasi PNBP. Realisasi ini disumbang dari BLU Rumkit Bhayangkara, Universitas Lambung Mangkurat, dan Poltekes Banjarmasin.

“Dukungan APBN untuk pemberian subsidi di wilayah Kalimantan Selatan antara lan Subsidi Pupuk, Subsidi Beras, Subsidi Listrik, dan Subsidi BBM.,” bebernya.

Realisasi Subsidi Pupuk telah tersalur 55.429,95 ton terdiri dari Urea, NPK, dan NPK Kakao. Subsidi Beras telah tersalur 15.476,09 ton, sedangkan untuk bantuan pangan telah terealisasi sebesar 9.815,96 ton kepada 199,276 Keluarga Penerima Manfaat. Subsidi listrik di wilayah Kalsel terealisasi sebesar Rp1.456,85 miliar. Subsidi BBM & LPG yang terdiri dari Pertalite sebesar 495.009 Kilo Liter dan Solar JBT (Jenis BBM Tertentu) 213.763 Kilo Liter, serta subsidi untuk LPG 3 kg (PSO) 99.316 Metrik Ton.

Penulis: Hamdani

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Related posts

12 Advokat Baru DePA-RI Diangkat, TM Lutfi Yazid : Kedepankan Layanan Bantuan Hukum untuk Masyarakat secara Sosial

15.074 Kotak Suara Pilkada Kalsel 2024 Mulai Didistribusikan ke Gudang Logistik

Sidang Praperadilan Politikus Demokrat Ditunda, Kuasa Hukum Kecewa Termohon tak Datang