Pendiri Muhammadiyah dan NU, Mengenal KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari

KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy'ari (foto:istimewa)

BARITOPOST.CO.ID – Mengenal lebih dalam KH Hasyim Asy’ari (Pendiri Nahdlatul Ulama Tahun 1926) dan KH Ahmad Dahlan (Pendiri Muhammadiyah Tahun 1912).

Mereka Pendiri Ormas Islam Terbesar di Indonesia. Mereka ulama besar, dan seorang habib serta keturunan Wali Songo. Mereka masih memiliki nasab dari Sunan Gresik dan Sunan Giri.

Berdasarkan penelitian berbagai khazanah sastra Melayu, pemikir Islam Malaysia, Prof Dr M Naquib Al-Attas, seperti dilansir langit7.id, menilai Islam masuk ke Nusantara sejak masa sahabat Nabi, yaitu antara abad ke-6 dan 7 masehi.

BACA JUGA: Diresmikan Gubernur Kalsel, Pengunjung Pasar Wadai Membludak

Meskipun Islam telah menyentuh Barus, Sumatera, nyatanya penyebaran Islam tidak merata di seluruh Nusantara.

Di pulau Jawa, persebaran Islam dikenal melalui perjuangan sembilan ulama yang dikenal sebagai Wali Songo sejak abad ke-15 masehi.

Dua di antaranya Sunan Gresik, bernama asli Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri, Raden Paku. Dari keturunan mereka inilah muncul sosok KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan.

Sutrisno Kutoyo dalam KH Ahmad Dahlan dan Persyarikatan Muhammadiyah (1982) menukil catatan dari Eyang Abdurrahman, Plasakuning, Yogyakarta terkait silsilah Kiai Ahmad Dahlan bersambung ke Maulana Malik Ibrahim.

BACA JUGA: Ratusan Penumpang Kapal Sudah Booking Tiket Lebih Awal

Urutan sanad tersebut adalah KH Ahmad Dahlan ibn KH Abu Bakar ibn KH M Sulaiman ibn Kiai Murtadhlo ibn Kiai Ilyas ibn Demang Juru Kapindo ibn Demang Juru Sepisan ibn Maulana Sulaiman ibn Maulana Fadhilah ibn Maulana Ainul Yakin ibn Maulana Ishak ibn Maulana Malik Ibrahim.

Maulana Malik Ibrahim sendiri yang digelari sebagai Sunan Gresik adalah seorang Wali paling senior di antara sembilan wali. Drewes dalam New Light on the Coming of Islam to Indonesia (1968) menyebutnya sebagai sosok yang paling awal berdakwah menyebarkan Islam di bumi Jawa.

Sumber sejarah pascakolonial bahkan menyebut ulama kelahiran Kashan, Persia (Iran) ini sebagai seorang wali yang sakti karena berhasil menembus medan dakwah di bumi Jawa yang terkenal alot sehingga sejak Islam masuk di Nusantara dakwah Islam terbilang tidak pernah berhasil.

Dari catatan As-Sayyid Bahruddin Ba’alawi Al-Husaini pada Ensiklopedi Nasab Ahlul Bait, Maulana Malik Ibrahim ini adalah seorang sayyid atau keturunan Nabi Muhammad.

BACA JUGA: Dua Tahun Lumpuh, Dua Tahun Berharap Uluran Tetangga

Urutan tersebut adalah As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim ibn As-Sayyid Barakat Zainal Alam ibn As-Sayyid Husain Jamaluddin ibn As-Sayyid Ahmad Jalaluddin ibn As-Sayyid Abdullah ibn As-Sayyid Abdul Malik Azmat Khan ibn As-Sayyid Alwi Ammil Faqih ibn As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath ibn As-Sayyid Ali Khali’ Qasam ibn As-Sayyid Alwi ibn As-Sayyid Muhammad ibn As-Sayyid Alwi ibn As-Sayyid Ubaidillah ibn Al-Imam Ahmad Al-Muhajir ibn Al-Imam ‘Isa Ar-Rumi ibn Al-Imam Muhammad An-Naqib ibn Al-Imam Ali Al-Uraidhi ibn Al-Imam Ja’far Shadiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir ibn Al-Imam Ali Zainal Abidin ibn Al-Imam Al-Husain ibn Ali bin Abi Thalib suami dari Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Rasulullah Muhammad Rasulullah SAW.

KH Hasyim Asy’ari Keturunan Sunan Giri
Sementara itu, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yaitu Kiai Hasyim Asy’ari diketahui sebagai keturunan Sunan Giri.

Sunan Giri sendiri adalah seorang Wali yang meneruskan dakwah Islam ketika Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun 1419 masehi.

Rizem Aizid dalam Biografi Ulama Nusantara Disertai Pemikiran dan Pengaruh Mereka (2016) menyebut KH Hasyim Asyari memiliki ketersambungan nasab dengan Sunan Giri dari garis ibunya, yaitu Halimah sebagai keturunan kedelapan Jaka Tingkir atau Sultan Pajang.

BACA JUGA: Bright Gas Berbagi Berkah, Ajak Ratusan Anak Yatim Nonton Bareng

Jaka Tingkir sendiri adalah putra dari Raden ‘Ainul Yaqin atau yang digelari sebagai Sunan Giri. Nama lain dari Sunan Giri adalah Maulana ‘Ainul Yaqīn atau (Raden Paku). Beliau diperkirakan lahir pada tahun 1442 di wilayah Kerajaan Majapahit, yaitu Blambangan (sekarang Banyuwangi).

Ibu Sunan Giri adalah putri dari Raja Blambangan, yaitu Dewi Sekardadu. Dari ayah Sunan Giri, Syekh Maulana Ishaq Al-Maghribi inilah silsilah nasabnya tersambung ke Rasulullah SAW.

Syekh Maulana Ishaq Al-Maghribi merupakan seorang sayyid atau keturunan Nabi Muhammad dari jalur Husein bin Ali ibn Abi Thalib Ra, suami dari putri Nabi Muhammad Saw, Fathimah Az-Zahra Ra.

BACA JUGA: UAH, Sambut Ramadan, Ini Doa Rasulullah SAW

Alik Al Adhim dalam Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa (2015) menyebut warisan dakwah Sunan Giri yang tetap wujud hingga masa ini adalah permainan anak-anak Jelungan, lagu Lir-Ilir, Cublak-Cublak Suweng beserta tembang macapat Asmarandana dan Pucung yang berisi tentang pengajaran intisari syariat Islam.

Demikianlah dua silsilah nasab ulama besar Indonesia. Tidak hanya mewarisi nama besar para buyutnya, Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy’ari juga meneruskan dakwah menebarkan Islam Rahmatan lil ‘Alamin di bumi Nusantara, bahkan manfaatnya kini telah dirasakan oleh umat muslim dan banyak manusia di berbagai belahan dunia. (*)

Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya

Related posts

Ditreskrimsus Polda Kalsel Ajukan Pemblokiran 1.453 Situs Judi Online dan Tetapkan 18 Tersangka

Musnahkan 79,3 Kg Sabu dan 63.847 Pil Ekstasi, Polda Kalsel Hindarkan 475.677 Jiwa dari Bahaya Narkoba

Bhabinkamtibmas Sungai Lulut Apresiasi Warga yang Bertanam Sayuran di Halaman Rumahnya