Teks Foto : Kepala BPS Kalsel, Diah Utami dan jajaran pada jumpa pers di ruang rapat instansi tersebut, Jum’at (1/2) pagi. (Foto: tya/brt).
Banjarbaru, BARITO – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Kondisi dan Perkembangan Tingkat Kemiskinan Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Bulan September 2017 dan September 2018.
Dalam hal ini, jumlah penduduk miskin baik di perkotaan maupun perdesaan mengalami peningkatan.
Dalam jumpa persnya, Kepala BPS Provinsi Kalsel Diah Utami mengungkapkan jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan pada September 2018 mencapai 195,01 ribu orang. Tingkat kemiskinannya mencapai 4,65 persen.
Hal itu meningkat jika dibandingkan jumlah penduduk miskin pada Bulan Maret 2018 yang berjumlah 189,03 ribu orang.
” Maka terjadi penambahan jumlah penduduk miskin sebanyak 5,98 ribu orang,” di kantornya, Jum’at (1/2).
Kemudian berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2018- September 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami kenaikan 1,98 ribu orang. Sedangkan di daerah perdesaan juga mengalami kenaikan sebanyak 4,00 ribu orang.
Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan tercatat 70,68 ribu orang dengan tingkat kemiskinan 3,60 persen. Sedangkan jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan tercatat 124,33 ribu orang dengan tingkat kemiskinan sebesar 5,56 persen.
Lebih lanjut Diah memaparkan bahwa komoditi non makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, listrik, bensin, dan pendidikan
Sedangkan untuk kelompok makanan, pada September 2018 berkontribusi membentuk garis kemiskinan sebesar 71,19 persen. Diah menjelaskan pula bahwa peranan komoditi makanan pada September 2018 sedikit mengalami peningkatan dibandingkan Maret 2018 sebesar 70,80 persen terhadap pembentukan garis kemiskinan di Provinsi Kalsel.
Konsumsi Terbanyak Beras dan Rokok
Diah mengungkapkan bahwa di perkotaan maupun di desa, untuk kelompok makanan, konsumsi beras memberi sumbangan terbanyak terhadap pembentukan garis kemiskinan. Di perkotaan, konsumsi beras mencapai 16,66 persen. Sedangkan konsumsi makanan lain yang relatif memberikan andil besar terhadap pembentukan garis kemiskinan di perkotaan antara kain rokok kretek filter, gula pasir dan mie instan.
Dengan kata lain, konsumsi oleh penduduk rata-rata adalah beras, rokok, kue basah dan telur dan daging ayam ras.
Selengkapnya, di perkotaan komoditi beras memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan garis kemiskinan yakni 16,66 persen, rokok kretek filter 12,07 persen, telur ayam ras 4,28 persen, kue basah 3,40 persen, daging ayam ras 2,91 persen, gula pasir 2,85 persen dan mie instan 2,73 persen.
Sedangkan di perdesaan, andil beras dalam pembentukam garis kemiskinan sebesar 23, 46 persen diikuti rokok kretek filter 12,10 persen, kue basah 5,24 persen, gula pasir 3, 62 persen, telur ayam ras 3,61 persen dan mie instan 3,34 persen.tya