Banjarmasin, BARITO – Pengoperasian Bus Trans Banjarmasin yang akan dilaksanakan dalam beberapa waktu lagi, ternyata mendapat penolakan dari para sopir taksi kuning dan juga organda, bahkan mereka dengan tegas menolak keberadaan angkutan ini.
Hal tersebut terungkap saat rombongan Organda Kota Banjarmasin dan sopir angkutan taksi kota atau taksi kuning yang tergabung dalam Serikat Pekerja Trasporasi Indonesia (SPTI), saat mengungkapkan unek-uneknya dihadapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarmasin.
Padahal saat ini pihak Dinas Perhubungan (Dsihub) Kota Banjarmasin sudah membuka lamaran untuk merekrut 18 pengemudi atau sopir yang mengoperasikan angkutan massal yang dinamai Bus Trans Banjarmasin itu.
Menurut Ketua Organda Kota Banjarmasin, Asqolani, SE, dengan dioperasikannya bus tersebut, tentunya akan mengancam dan mematikan keberadaan taksi kota atau biasa disebut taksi kuning yang sudah puluhan tahun melayani angkutan taksi dalam kota ini.
“Saat ini saja keberadaan taksi kuning sudah dalam kondisi memprihatinkan karena penumpang menggunakan traspotasi itu semakin sepi, sebagai dampak banyaknya memiliki kendaraan pribadi. Belum lagi persaingan dengan trasportasi lain seperti taksi online,” katanya.
Sehingga mereka menilai dengan dioperasikan Bus Trans Banjarmasin itu di tengah makin sepinya penumpang akan semakin mengancam mata pencaharian dan piring nasi sopir angkutan taksi kuning di kota ini.
Ditambahkannya saat ini saja keberadaan taksi kuning akibat adanya persiangan dengan transporasi lainnya, dari dulunya mencapai 800 unit sekarang hanya tersisa 300 unit. Itupun yang masih layak beroperasi tinggal sekitar 200 unit.
Apalagi ungkapnya penyediaan bus yang siap dioperasikan itu Dishub tidak pernah mengundang Organda dan sopir taksi kuning yang tergabung dapat SPTI.
Ketua SPTI Kota Banjarmasin, Kumar juga menyatakan penolakannnya. Ia mengakui di tengah persaingan dan banyak pilihan terhadap angkutan umum saat ini keberadaan taksi kuning diibaratkan sudah hidup segan mati tak mau.
Menurutnya dengna ditambah Bus Trans Banjarmasin, itu berarti Pemko Banjarmasin secara cepat menginginkan kematian mata pencaharian sopir angkutan taksi kuning.
“Kami sendiri sangat menyadari di tengah persaingan sangat ketat untuk mencari penumpang saja taksi kuning tidak seramain seperti tempo dulu. Sehingga kalaupun angkutan taksi ini harus mati, biar mati dengan sendiri,“ kata Kumar.
Ketua Komisi III DPRD Kota Banjarmasin, Muhammad Isnani akan segera menyikapinya dengan mengkoordinasikan masalah ini dengan Dishub Kota Banjarmasin.
Menurut Isnani, terkait penyediaan Bus Trans Banjarmasin yang siap dioperasikan itu pihak Dishub sudah menjanjikan tidak akan berdampak mematikan angkutan taksi kuning.
Kendati sebelumnya pihaknya mempertanyakan, terkait penyediaan dan pengeoperasian bus tersebut apakah sudah benar-benar dilakukan kajian dan diyakini tidak akan berdampak pada trasnportasi lain, khususnya taksi kuing.
Penulis: Fani