Banjarmasin, – Politeknik Negeri Banjarmasin melalui tim dari Prodi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah (ALKS) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk para pengrajin sulam airguci, Ahad, 4 Juni 2023.
Kegiatan berupa pelatihan dan pendampingan pembuatan pola kaligrafi airguci diikuti puluhan orang pengrajin dari kelompok pengrajin airguci Berkat Bunda, Desa Antasan Senor, Kecamatan Martapura Timur.
Ketua Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah (ALKS), H. Marijani, MAg menyebutkan, maksud kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. “Kami dari Politeknik Negeri Banjarmasin merasa terpanggil untuk lebih memperkenalkan kerajinan sulam airguci yang merupakan warisan nenek moyang kita, terutama dengan memberikan dasar-dasar pembuatan pola kaligrafinya agar sesuai dengan kaidah kebahasaan, dengan tetap memelihara nilai estetikanya,” ucapnya.
BACA JUGA: Peringati Hari Lingkungan Hidup, Bank Kalsel Dukung 3.500 Bibit Mangrove
Ketua Kelompok Pengrajin Arguci Berkat Bunda, Yuliati, mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan dukungan yang diberikan Politeknik Negeri Banjarmasin ke para pengrajin. “Kegiatan ini dapat ditindaklanjuti di masa akan datang,” harapnya.
Sulam Airguci adalah kerajinan tangan khas di Banua Banjar yang telah ada sejak ratusan tahun silam.
Pada awalnya sulam arguci hanya dikenakan oleh kaum bangsawan Kerajaan Banjar sebagai simbol kebangsawanan dan dipakai hanya pada kegiatan-kegiatan adat dan keagamaan di kerajaan.
BACA JUGA: Dorong Literasi Pasar Modal ke Pelaku Usaha
Namun saat ini penggunaannya sudah semakin luas dan tidak terbatas hanya untuk busana saja, melainkan juga untuk hiasan dinding, kaligrafi, sarung bantal, tempat tissue, dan berbagai produk souvenir lainnya.
Hanya saja, keunikan dan kekhasan sulam airguci sebagai produk kerajinan warisan leluhur ini ternyata tidak berbanding lurus dengan penerimaan pasar.
Di tengah maraknya industri kerajinan yang menawarkan beragam pilihan dewasa ini, para pengrajin kerajinan airguci menghadapi tantangan yang cukup berat, terutama dalam aspek pemasaran dan ketersediaan bahan baku.
BACA JUGA: Ayam Apkir Pengaruhi Harga Telur di Pasaran
Hal ini pada gilirannya, menyebabkan banyaknya pengrajin yang akhirnya beralih profesi dan menekuni profesi lain karena tuntutan ekonomi.
Ekonom dari Poliban, Dr M Arif Budiman, yang menjadi bagian dari tim pengabdian berkeinginan, agar pemerintah dapat memberikan dukungan untuk kerajinan airguci dalam bentuk kebijakan dari sisi permintaan (demand side).
“Yaitu dengan lebih memasyarakatkan penggunaan hasil sulam airguci sebagai warisan budaya Banjar untuk aktivitas perkantoran, lembaga pendidikan, dan beragam kegiatan masyarakat lainnya,” tuturnya.
BACA JUGA: Pertamina Pastikan Kebutuhan Avtur Penerbangan Haji 2023 di Kalsel Terpenuhi
Maka, jelasnya, dengan meningkatnya permintaan pasar ini, diharapkan industri kerajinan airguci ini dapat tumbuh dan berkembang.
“Selain itu, peningkatan kemampuan dan kreatifitas para pengrajin melalui berbagai pelatihan/workshop, terutama dengan mengadopsi pendekatan kekinian dan selera pasar, diyakini juga dapat meningkatkan perkembangan industri ini,” imbuhnya.
Editor: Afdiannoor Rahmanata
Follow Barito Post klik