Batola, BARITOPOST.CO.ID – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mendukung percepatan penurunan stunting untuk menyokong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dukungan terwujud bentuk penyerahan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), di Kantor Kecamatan Tabunganen, Barito Kuala, Senin (29/5/2023).
Kepala Perwakilan BI Kalsel Wahyu Pratomo, mengungkapkan, PSBI merupakan program sosial oleh BI secara sistematis dan terencana melalui aktivitas pemberdayaan masyarakat dan kepedulian sosial.
“Bantuan PSBI mempercepat penurunan stunting merupakan terintegrasi upaya pemberdayaan dan peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat yang inklusif dan berkesinambungan,” ucap Wahyu.
BACA JUGA: Uji Tembak Rudal Kaliber 70 Buatan Muhammadiyah
Isu stunting telah menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah. Sebelumnya, Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 yang dirilis Kementerian Kesehatan mengungkap, angka prevalensi stunting di Kalsel menunjukkan perbaikan.
Yakni dari semula 30% pada 2021, menjadi 24,6% pada 2022. Kendati demikian, angka prevalensi stunting Kalsel pada tahun 2022 tersebut masih lebih tinggi dibanding rata-rata nasional yang berada di angka 21,6%.
Hal itulah melandasi pemikiran BI mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Kalsel.
Penjabat Bupati Barito Kuala (Batola), Mujiyat, mengapresiasi sinergi dan dukungan BI untuk penanganan stunting. “PSBI bisa mempercepat penurunan angka stunting sesuai targetnya,” harapnya.
BACA JUGA: Bisnis Pakaian Bekas Bermerek di Banjarmasin Masih Menjanjikan
Untuk itu, sambungnya, diperlukan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh pihak untuk menurunkan angka stunting agar target 14% bisa dicapai pada 2024. “Kami mengapresiasi dukungan yang BI berikan guna mempercepat penurunan angka prevalensi stunting di Barito Kuala,” ujar Mujiyat.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalsel, juga Wakil Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kalsel, Hj Raudatul Jannah, meminta, dukungan BI sangat tepat sasaran, mengingat Barito Kuala adalah daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Kalsel
“Tingkat prevalensi stunting sebesar 33,6%, Barito Kuala menjadi daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Kalsel. Kami mengapresiasi upaya BI mempercepat penurunan stunting melalui penyerahan bantuan PSBI,” tambah istri Gubernur Kalsel itu.
BACA JUGA: Barang Konveksi Relatif Tinggi Dikirim ke Banjarmasin
Total nilai PSBI yang diserahkan BI Kalsel sebesar Rp230 juta, terdiri dari 4 jenis bantuan.
Pertama, intervensi gizi spesifik berupa susu bagi baduta (bayi di bawah usia dua tahun) yang menderita stunting.
Kedua, intervensi sensitif berupa alat kesehatan dan alat permainan edukatif untuk empat fasilitas kesehatan Barito Kuala, masing-masing berlokasi di Kecamatan Alalak, Belawang, Tabukan, dan Tabunganen.
Ketiga, intervensi sensitif berupa instalasi jamban komunal untuk sanitasi bagi kelompok masyarakat di Desa Tabunganen Pemurus.
Keempat, ada pula intervensi sensitif berupa instalasi pipa Pamsimas (program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat) bagi kelompok masyarakat di Desa Samuda.
BACA JUGA: Diperkirakan 4.000 Jamaah Haji Lansia Pakai Kursi Roda
Seremoni penyerahan bantuan PSBI di Barito Kuala juga dihadiri oleh pimpinan dan anggota forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda), satuan kerja perangkat daerah (SKPD), Camat, Kades, warga, dan guru SD di Barito Kuala, serta BKKBN Kalsel selaku sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting Kalsel.
Editor : Afdiannoor Rahmanata
Follow Barito Post klik Google News