Jumpa Pers Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel bersama Kepala BPS Kalsel Diah Utami dan jajarannya, Senin (3/12) siang di Banjarbaru. (foto:tya/brt).
Banjarbaru, BARITO – Perkembangan impor Kalsel dalam kurun waktu 3 tahun yakni 2016, 2017 dan 2018 cukup fluktuatif.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel mencatat, impor bulan Oktober 2018 merupakan impor tertinggi dengan nilai US$242,15 juta atau naik sebesar 149,39 persen dibanding impor bulan sebelumnya yakni September 2018 sebesar US$97,10 juta.
“Kalau kita lihat pada impor di tiga tahun belakangan yaitu 2016, 2017 dan 2018 , itu memang fluktuatif sekali. Di Oktober 2018 ini impornya tertinggi yaitu 2018 sebesar US$ 242,15 juta dari tahun 2016 sebesar US$70,02 juta kemudian US$ 141.41 juta , dan sekarang US$242,15 juta,” ujar Kepala BPS Kalsel Diah Utami dalam jumpa pers di instansi
tersebut, Senin (3/12) siang.
Kemudian menurut kelompok barang, BPS mencatat bahwa pada bulan Oktober 2018 lima kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi adalah kelompok bahan bakar mineral (HS 27), diikuti oleh kelompok mesin/peralatan listrik (85), kelompok mesin-mesin/pesawat mekanik (HS 84), kelompok pupuk (31), dan kelompok benda-benda darl besl dan baia (HS 73). Diah Utami memaparkan bahwa nilai impor untuk kelima kelompok barang tersebut masing-masing adalah HS 27 sebesar US$171,00 juta, HS 85 sebesar US$SZ,04 juta, HS 84 sebesar US$12.83 juta, HS 31 sebesar US$1.57 juta, dan HS 73 sebesar US$0.94 juta.
Sedangkan kontribusi dari masing-masing kelompok tersebut adalah sebesar 70,62 persen; 21,49 persen; 5,30 persen; 0,65 persen; dan 0,39 persen dari total impor bulan Oktober 2018.
Selanjutnya diungkapkan bahwa nilai impor kelima kelompok barang utama pada bulan Oktober 2018 mencapai US$238,39 juta dengan kontribusi mencapai 98,45 persen dari total impor.
” Sedangkan dari sisi perkembangan, nilai impor kelima kelompok barang utama tersebut pada bulan Oktober 2018 ini mengalami kenaikan sebesar 157,71 persen dibanding dengan impor bulan September 2018 pada kelompok barang yang sama,” jelasnya.
Dalam hal negara asal impor, nilai impor Kalsel pada Bulan Oktober 2018 tertinggi berasal dari Singapura dengan nilai US$151,24 juta. Hal itu mengalami kenaikan sebesar 258,88 persen dibandingkan impor bulan September 2018 yang mencapai US$42,14 juta. Sedangkan di urutan kedua adalah Finlandia dengan nilai impor mencapai US$54,38 juta. Sedangkan di urutan ketiga adalah Malaysia nilai impor US$20,79 juta diikuti oleh Korea Selatan sebesar US$5,96 juta dan Tiongkok Us$4,61 juta.
Pada bagian lain, BPS merilis perkembangan ekspor Kalsel pada bulan Oktober 2018 naik 3,23 persen dengan nilai mencapai US$767,56 juta melalui pelabuhan di Kalsel.
Berdasarkan perkembangan ekspor dan impor tersebut, jelas Diah, maka neraca perdagangan ekspor impor Kalsel pada bulan Oktober 2018 surplus US$525,41 juta. tya