Pesan dan Solusi Forsiladi Kalsel di Tengah Musibah Banjir di Banua

Banjarmasin, BARITO – Bencana banjir di Banua telah menjadi langganan dan berdampak pada aktivitas masyarakat. Sekarang ini, banjir di Kalsel setidaknya melumpuhkan perekonomian di Kabupaten HST, HSU dan HSS.

Tak sedikit warga yang terdampak terpaksa mengungsi. Hal tersebut harusnya sudah dapat dipelajari dan minimal adanya kesiapan masyarakat karena iklim sulit ditebak lagi.

Melihat kondisi itu, Forum Silaturahmi Doktor Indonesia (Forsiladi) Kalsel, mencoba memberikan pandangan dan solusi agar mental kesiapsiagaan dimiiki dan bencana dapat diminimalisir.

“Iklim tidak bisa dilawan, namun kita juga jangan tertawan oleh situasi yang buruk. Harus ada upaya untuk menyelamatkan lingkungan dan saudara-saudara kita dalam kepungan banjir kali ini,” ucap Ketua Forsiladi Kalsel, Dr Jarkawi saat dihubungi via Whats App, Selasa (30/11).

Ia melanjutkan, bencana banjir di Banua ini perlu kesadaran bersama, baik itu lingkungan masyarakat, birokrat, organisasi sosial kemasyarakatan dan lainnya.

Bagi Jarkawi, itu penting, karena lingkungan yang ramah baik di hulu dan hilir DAS (daerah aliran sungai), dengan terbentuk dan terbangunnya kesadaran dalam kebersamaan akan pentingnya lingkungan yang ramah di sepanjang DAS akan mengurangi dampak langsung dan dampak penggiringnya dari bencana banjir
Menanamkan pehamanan yang sama dan persepsi yang sama bahwa tidak bisa lagi memakai cara-cara lama di zaman yang baru.

“Perubahan iklim menuntut kita untuk adaptif. Kita telah berada di zaman yang baru, Zaman yang rentan bencana. Bukan zaman yang aman-aman saja. Setiap waktu bencana akan datang kapan saja dan dalam bentuk apa saja. Kesiapan dalam menghadapi bencana harus dibentuk dulu. Masyarakat harus paham ini,” bebernya lagi.

Lantas kesiapan seperti apa yang harus dimiliki masyarakat? Ujar akademisi Uniska ini perlu kewaspadaan yang tinggi. Sehingga perlu adanya ‘Tas siaga’ bencana yang disiapkan di rumah, agar bila sewaktu waktu ada bencana bisa langsung menyelamatkan diri.

“Setiap warga perlu memiliki tas siaga untuk persiapan bencana,” katanya.

Jarkawi juga berharap agar pemerintah mulai mengintegrasikan program kerjanya kedalam rencana aksi yang bisa dilakukan dengan melibatkan masyarakat. Jalur birokrasi yang berbelit dan kadang lambat harus di pangkas. Kejadian Banjir ini memerlukan langkah Segera dalam penanganannya. Untuk itu maka yang dilakukan haruslah aksi dan Kerjasama serta kolektif kologial. Misalkan dgn pemberian bantuan secara langsung atau menyiapkan rumah singgah untuk para korban banjir agar dapat terselamatkan jiwanya.

Kegiatan pembangunan (konstruksi) belum bisa dilaksanakan di situasi banjir. Apalagi disertai dengann curah hujan yang tinggi sepanjang November-Januari. Yang paling penting dilakukan saat ini adalah melakukan tindakan lapangan yang bisa meminimalkan lama genangan air misalnya dengan mengarahkan alat berat untuk kegiatan normalisasi sungai dan saluran air (drainase dalam kota), membuat tanggul tanggul penyangga dan lain sebagainya disesuaikan dengan kondisi lapangannya.

Dinas terkait harus menyediakan tenaga konselor saat masyarakat berada dipenampungan untuk memberikan pencerahan agar dampak pengiring dari bencana banjir secara psikologis segra dapat diatasi, lebih lebih lagi bagi peserta didik yang sekarang ini menghadapi ujian, tentunya ini perlu bantuan konselor khusus pada pendidikan dasar (layanan BK disekolah dasar) karena kalau di SMP dan SMA ada tenaga konselor khusus yakni guru BK.

Penulis: Hamdani

Related posts

Forum Ambin Demokrasi Nilai Pilkada Banjarbaru Demokrasi Hampa

Rakerprov Pertina Matangkan Persiapan Porprov 2025 Tala, Usia Atlet Maksimal 40 Tahun

PBFI Kalsel Usulkan Nomor Pertandingan PON Pada Porprov 2025 Tala

1 comment

Tas Siaga serta Tenaga Konselor untuk Persiapan Bencana – Forsiladi Kalsel Rabu, 1 Desember 2021, 12:55 - 12:55
[…] December 1, 2021 admin Pesan dan Solusi Forsiladi Kalsel di Tengah Musibah Banjir di Banua […]
Add Comment