Banjarmasin, BARITO – Umbi jenis Porang yang dulunya hanya dipandang sebelah mata lantaran merupakan tanaman hutan liar, kini tidak lagi. Para petani di Kabupaten Barito Kuala (Batola) dan pada umumnya di Kalsel mulai menanam porang karena untuk ekspor.
Ketua Aliansi Porang Indonesia (Aspri) Kabupaten Barito Kuala (Batola) Trisno Subroto mengatakan hal itu kepada wartawan usai Acara Pratugas Kepala Desa di sembilan Kecamatan.
Bertempat di Hotel Aria Barito, Sabtu (11/7/2021) malam Trisno menambah, umbi porang itu kini sedang dicari untuk ekspor ke Jepang dan China. Lantaran di Indonesia tidak ada pabrik yang canggih untuk mengolahnya menjadi tepung, kosmetik maupun obat serta makanan.
“Umbi-umbian ini tidak bisa dimakan karena rasanya gatal, perlu sterilisasi untuk mengolahnya supaya tidak gatal atau mesti ada campuran bahan lain, misalnya, “terang Trisno.
Karena begitu bibitnya ditanam, kemudian panen dalam waktu satu tahun maka buahnya yang cukup besar dan warna coklat itu dibelah-belah menjadi kecil-kecil dan dikeringkan. “Harga porang panen harga belinya Rp7000
Kalau satu chip Rp70.000 “tuturnya.
Trisno menambahkan, kalau satu hektar tanah diperlukan 20.000 bibit dan hasilnya, 1 ha sebanyak 1,2 kwintal. Dengan jarak penanaman 50 meter. Sedangkan keuntungannya bisa mencapai Rp125 Juta keuntungan. Dengan modal utang di bank Rp 53 juta, berarti masih ada keuntungan separo.
“Jadi umbi Porang sdeak 2019 sudah kita mulai. Kaena dulu tidak paham dan kena banjir, juga lantaran kurang tahu ilmunya,”bebernya.
Sedangkan kabupaten yang paling banyak menanam adalah Balangan paling banyak dan kami sudah pernah berhasil panen tahun lalu “pungkas Trisno Subroto yang juga Ketua
Asosiasi Sekdes Batola ini
Penulis : Arsuma
23 comments