“Banjarmasin masih Pemula”
PLT Direktur E Goverment Kementrian Kominfo Babambang Dwi Anggono mengungkapkan, pelaksanaan ‘smart city’ di Kota berjuluk seribu sungai ini masih banyak kekurangannya. Baginya itu wajar saja karena Banjarmasin masih sebagai pemula.
“Meski sebabai pemula, Banjarmasin dalam konteks Smart City ini sudah mencakupi semua dimensi smart city, hanya saja belum maksimal. Ya wajar karena masih pemula, tapi ini sudah hasil yang bagus,” katanya.
ia membeberkan lagi, dimensi yang belum maksimal itu seperti sentral dari smart city itu sendiri yaitu smart Goverment. Ia menyatakan jadi jika kita ingin membuat smart city kuncinya adalah bagaimana kita membuat pemerintah kita smart, dalam artian kalau pemerintah kita smart dia bisa memberdayakan seluruh stakeholdernya.
“Sukses di Smart Goberment dulu baru nanti kelainnya, karena itu kuncinya,” paparnya.
Ia menilai, Kota Banjarmasin hampir semua sektor telah dikelola dengan menggunakan Teknolohi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan semua telah memiliki Aplikasi-aplikasi yang canggih, seperti sistem ketenaga kerjaan, kependudukan serta perdagangan dan lainya telah memiliki aplikasi.
Dari semua itu, menurut Bambang, yang menjadi PR disini adalah bagaimana seluruh aplikasi yang dimiliki Kota Banjarmasin tersebut bisa saling terhubung.
“Bagaimana seluruh Aplikasi bisa terhubung ini masih menjadi PR salah satunya,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kominfo Provinsi Kalimantan Selatan Drs Gt Yanuar Noor Rifa’i menyatakan, masuknya Kota Banjarmasin sebagai salah satu dari 100 Smart City di Indonesia ini sangatlah bagus. Dan untuk sisi Provinsi nanti bahwa Kota Banjarmasin mampu menjadi contoh, agar semua kota yang ada di Kalimantan Selatan bisa menjadi smart city semua.
“Apabila nanti dari 13 Kabupaten/Kota yang berada di Kalimantan Selatan sudah menjadi smart city kita akan menjadikannya Smart Provinsi yaity gabungan dari seluruh Smart City di 13 Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan,” ujarnya. dan