Pneumonia

Oleh : dr. Ruth Angelina Siregar *)

Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO) tahun 2019, pada tahun 2017 pneumonia menjadi 15% penyebab meninggal anak umur dibawah 5 tahun yaitu 808.694 kasus. Di Indonesia pneumonia sendiri menjadi penyebab kedua terbanyak balita meninggal pada tahun 2015, Setiap 20 detik, 1 dari 6 orang anak meninggal karena pneumonia.
Pneumonia merupakan radang akut yang menyerang jaringan paru dan sekitarnya. Saat anak mengalami pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-parunya akan bengkak dan dipenuhi cairan.
Pneumonia umumnya disebabkan oleh berbagai macam virus, bakteri atau jamur. MenurutWHO penyebab paling sering adalah:
• Streptococcus pneumoniae – penyebab paling banyak pada anak
• Haemophilus influenzae type b (Hib) – penyebab kedua paling banyak pada
pneumonia bakteri
• respiratory syncytial virus adalah virus tersering penyebab pneumonia;
• Pada bayi dengan HIV, Pneumocystis jiroveci adalah penyebab terbanyak pneumonia dan menyebabkan paling tidak seperempat kematian pneumonia pada anak dengan HIV.
Pneumonia juga dapat meningkat karena beberapa faktor risiko, seperti usia yang terlalu muda atau terlalu tua, lingkungan yang kotor seperti ventilasi rumah yang kurang baik, paparan asap rokok, gaya hidup, penggunaan obat penekan sistem kekebalan tubuh, dan kondisi kesehatan tertentu, misalnya malnutrisi atau HIV.
Gejala pneumonia yang muncul dapat bervariasi mulai dari ringan hingga berat
tergantung penyebabnya. Selain itu, gejala tersebut bisa mirip dengan gejala penyakit paru lain seperti bronkitis atau bronkiolitis , sehingga terkadang diperlukan pemeriksaan fisik dan penunjang berupa tes darah dan foto Rontgen.
Berikut beberapa gejala pneumonia pada anak:
• Batuk berdahak
• Demam
• Sesak napas atau napas menjadi cepat
• Rewel atau sulit untuk tidur
• Kehilangan nafsu makan
• Gelisah
• Muntah
• Perubahan warna di bagian bibir dan kuku yang menjadi kebiruan
• Mengi
Sesak merupakan gejala utama pada pneumonia. Sesak ditandai dengan napas cepat dan tarikan dinding dada ke dalam. Komplikasi pneumonia umumnya lebih sering terjadi pada anak-anak, orang dewasa yang lebih tua (usia 65 tahun atau lebih), dan orang yang memiliki masalah kesehatan tertentu, seperti HIV atau diabetes.
Pengobatan pada anak yang sakit pneumonia tergantung dari penyebabnya. Pada pneumonia ringan yang disebabkan oleh virus, biasanya dokter akan memberikan obat sesuai gejala, dan dapat sembuh dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Pada pneumonia yang disebabkan oleh bakteri, dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk membunuh kuman penyebab pneumonia dan mempercepat penyembuhan. Jika kondisi anak baik dan dapat dirawat di rumah, dokter akan memberikan obat-obatan antibiotik sirup atau tablet serta obat sesuai gejala yang didapatkan pada anak seperti obat demam atau sesak.
Dokter juga akan menyarankan orang tua agar anak beristirahat total dan menjauhi anak dari pencetusnya terlebih paparan asap rokok. Hal lain yang sebaiknya dilakukan orang tua di rumah ketika anak mengalami pnemonia adalah mengatur waktu istirahat anak, memperbanyak konsumsi cairan anak, dan memberikan asupan makanan yang teratur agar daya tahan tubuh anak
meningkat.
Ada kondisi pneumonia pada anak yang sebaiknya memerlukan penanganan medis segera di antaranya, kesulitan untuk bernapas, kadar oksigen dalam darah rendah, mengalami dehidrasi, tampak lesu, atau anak mulai hilang kesadaran.
Untuk menanggulangi pneumonia WHO mencanangkan 3 hal penting:
• Proteksi Balita
Lindungi anak sejak dini dengan menyediakan lingkungan hidup yang sehat, yaitu nutrisi yang cukup, ASI eksklusif sampai bayi usia 6 bulan, dan udara pernafasan yang terbebas dari polusi (asap rokok, asap kendaraan, asap pabrik, ventilasi rumah yang baik).
Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan kejadian pneumonia pada balita sebesar 20 persen.
• Pencegahan Pneumonia
Mencegah dapat dilakukan dengan memberikan imunisasi lengkap pada anak. Imunisasi yang lengkap dapat menurunkan kejadian pneumonia sebesar 50%. IDAI juga telah merekomendasikan pemberian imunisasi PCV untuk anak berumur 2 bulan hingga 5 tahun.
• Tata Laksana yang tepat
Dimulai dari deteksi dini gejala pneumonia dan memberikan pengobatan yang cepat dan tepat pada balita yang mengalami pneumonia. Akses terhadap layanan kesehatan dan ketersediaan obat serta oksigen juga merupakan hal yang sangat penting. *** (BARITOPOST.CO.ID)

*) Penulis adalah seorang dokter di Kalimantan Selatan

Related posts

Mengatasi Stres dari Sumber yang Tidak Terduga

Menyambut Positif Pidato Prabowo, Menyoroti Mandiri Pangan & Energi

Dua Prahara di Kalsel Membuat Jargon Babussalam Dipertanyakan