Banjarmasin, BARITO – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kalimantan Selatan melakukan audiensi dengan Kapolda Kalsel Irjen (Pol) Yazid Fanani dan jajaran, Rabu (9/10/2010) sore.
Kedatangan rombongan mahasiswa yang dipimpin Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Kalsel, Khairul Umam, Ketua II Aldi Fahrizaldi dan pengurus lainnya itu diterima langsung Kapolda Kalsel Irjen (Pol) H Yazid Fanani beserta Wakapolda Kalsel Brigjen Pol Aneka Pristafuddin, Karo Ops, Dir Intelkam, Kabid Humas dan Kabid Propam di ruang Monitoring Center Polda Kalsel.
Pada kesempatan itu mereka menyampaikan hal yang melatar belakangi kedatangan mereka ke Polda Kalsel.
Diantaranya terkait kejadian penembakan yang menyebabkan tewasnya dua mahasiswa di Sulawesi Tenggara saat unjuk rasa penolakan RUU KPK dan RUU revisi KUHP Rendy dan Yusuf. Dimana korban menurut mereka merupakan anggota dari PMII
Permasalahan keamanan Banua yang kondusif meski aksi unjuk rasa mahasiswa juga terjadi di Kalsel menjadi bahan diskusi hari itu.
Dalam kesempatan itu disampaikan ada poin yang disampaikan yakni Usir kelompok Taliban di KPK, Meminta KPK tidak menjadi alat Politik, periksa unsur pimpinan dan penyidik KPK sebab ada yang sudah mengundurkan diri tetapi masih aktif termasuk meninggalnya mahasiswa di Kendari.
Khairul Umam menegaskan PMII Kalsel bekomitmen bersama kapolda untik sama jaga situasi kondusifitas masyarakat menjelang pelantikan Presiden.
“Kita selalu mensupport gerakan mahasiswa tetap kepada kepentingan masyarakat, tetap pada idealisme yang berjalan cuman yang paling penting kita harus menjaga pikiran kita, kita harus menolak tunggangan dari siapapun itu entah penumpang gelap entah itu susupan dari manapun kita tetap atas nama mahasiswa ini paling penting,” tegasnya.
Selain sama-sama tetap menjaga kondusifitas masyarakat supaya opini-opini yang menggiring upaya mengagalkan pelantikan Presiden itu tidak terjadi.
“Karena bagi kami menggagalkan pelantikan Presiden sama saja mengganggu kepentingan negara dan ini harus kita garis bawahi bahwasanya kita hanya menjaga kepentingan negara tetap berjalan lancar,” pungkasnya
Sementara itu, Kapolda Irjen Pol H Yazid Fanani menyambut baik serta menerima masukan mahasiswa. Terkait kasus tewasnya dua mahasiswa saat aksi unjuk rasa di Sulawesi Tenggara, selain menyampaikan duka cita mendalam Yazid Fanani menjamin proses penyelidikan Polri terkait masalah itu dilakukan secara professional dan sudah ada tindakan.”Khusus di Kalsel saya selalu menegaskan kepada seluruh anggota bahwa menyampaikan pendapat itu diatur undang undang, terutama mahasiswa adalah anak anak kami juga dan tugas Polisi menjaga agar aksi itu tidak mengganggu ketertiban umum” tegasnya
Yazid Fanani membeberkan mahasiswa bersama-sama dengan Polda Kalimantan Selatan berkomitmen untuk menciptakan situasi aman tertib dan kondusif pada menjelang, saat hingga pasca pelantikan Presiden RI dan Wakilnya.
“Jadi kita sama-sama dengarkan tadi bahwa ada adik mahasiswa pun juga prihatin bahwa selama ini upaya-upaya unjuk rasa ternyata ada kelompok-kelompok tertentu yang menginginkan situasi menjadi tidak kondusif, oleh karena itu para mahasiswa datang ke Polda untuk menyatakan keprihatinnya,” ucap Yazid.
Menurutnya, kondisi aman serta kondusif di Banua menjadi kewajiban kita semua tidak hanya kewajiban parsial Polda Kalimantan Selatan tapi menjadi kewajiban seluruh elemen dan seluruh masyarakat Kalimantan Selatan.
“Termasuk juga media tentunya ya karena itu pemberitaan yang berimbang yang objektif menjadi penting agar masyarakat kita tetap solid bersatu tidak terprovokasi oleh hal-hal yang bisa membuat perpecahan dari kita semua,” pungkas Jendral Bintang Dua yang sebelumnya menjabat Staf Ahli Bidang Hukum dan HAM BIN ini.
Penulis: Mercurius