Banjarmasin, BARITO – Sudah menjadi kebiasaan tahunan, setiap bulan Ramadhan, keberadaan pengemis musiman di Banjarmasin semakin banyak, bahkan keberadaanya sudah mulai mengganggu ketentraman warga, lantaran meminta-minta dengan mengetuk pintu pada jam istirahat.
Keluhan ini juga disampaikan langsung oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarmasin, Mathari yang mengaku sempat kesal, lantaran sering kali pengemis menggedor-gedor pintu rumahnya, pada jam istirahat.
“Terus terang saya sendiri juga merasa terganggu, karena pada jam istirahat di rumah, mereka sering kali menggedor-gedor pintu rumah, inilah yang saya sayangkan,” katanya.
Politisi PKS ini juga mengaku bingung banyaknya pengemis yang datang ke Banjarmasin ini, dari daerah mana saja. “Saya juga bingung, mereka datang dari daerah mana saja, kok tambah banyak ya,” tambahnya.
Dirinya berharap agar para pengemis jangan sampai mengganggu warga yang sedang beristirahat dengan mengetuk-ngetuk pintu, karena saat ini sedang melaksanakan ibadah puasa.
Mathari berharap dinas terkait baik itu Satpol PP dan juga Dinas Sosial bisa lebih aktif lagi dalam maksimal menegakan peraturan daerah terkait gelandangan dan pengemis yang dinilai sudah mengganggu ketentraman warga.
Apalagi ungkapnya saat ini keberadaan ‘manusia gerobak’ terus menjamur di jalan-jalan protokol, yang berdampak kepada kemacetan jalan.
“Apalagi kalau saya melewati Jalan Kayutangi, disitu berjejer ‘manusia gerobak’ yang sering kali justru mengakibatkan kemacetan,” ucapnya. Padahal sudah dipastikan, setiap Ramadhan, akan terjadi kemacetan di jalan-jalan
Maka dari itulah, dia meminta, Iwan Ristianto, kepala dinas sosial Banjarmasin yang baru dilantik melaksanakan Perda penanganan permasalah sosial itu.
“Ambil Perda itu, lalu apa tugas yang harus dilakukan menjadikan Banjarmasin menjadi lebih baik. Paling tidak untuk mengurangai keberadaan pengemis di Banjarmasin, ini harus dicari cara,” jelasnya.
Ia merasa, dalam menegakan Perda itu harus kontinyu. Dan Mathari menilai penanganan permasalah gepeng dengan ditangkap dibawa ke rumah singgah lalu beberapa hari dilepas.
Seharusnya, sarannya, gepeng yang terjaring razia itu tidak hanya didata, tetapi juga dibina dan diberikan keterampilan sehingga tidak lagi menjadi pengemis. “Ke depan ini harus dimaksimalkan,” tandasnya.del