Banjarbaru, BARITO -Pemprov Kalsel bersama pihak terkait melakukan evaluasi berkait proyek pengembangan Bandara Syamsudin Noor. Dalam pertemuan di ruang rapat Sekdaprov Kalsel, Rabu(23/1) pagi, dibahas tentang target proyek pada tahun 2019 harus rampung. Rapat dipimpin Sekda Provinsi Kalsel Drs. Abdul Haris, M. Si didampingi Asisten I Bidang Pemerintahan Siswansyah .
Hadir pula General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Indah Preastuty, Pimpinan Proyek (Pimpro) Pengembangan Bandara Syamsudin Noor Dadang Dian dan sejumlah dinas terkait baik itu Pemprov Kalsel maupun Pemko Banjarbaru.
Dalam laporannya Pimpro Bandara Syamsudin Noor, Dadang Dian menyampaikan rencana penambahan akses jalan untuk memasukkan armada pengecoran. Hal ini membuat armada yang sebelumnya hanya mampu mengangkut maksimum 200 kubik perhari, bertambah menjadi 400 kubik.
“Aksesnya jalan di depan TNI AU. Disitu jalannya juga sudah di cor dan sudah dapat dukungan dari Danlanud tinggal pelaksanaannya,” ujarnya.
Sementara itu GM PT Angkasa Pura I, Indah Preastuty mengatakan pihaknya hingga saat ini masih menunggu keputusan yang didalamnya terdapat Peraturan Menteri (PM) dan masih dalam tahap revisi.
Indah juga menjelaskan bahwa status menjadi bandara internasional tidak bergantung dengan rampungnya terminal baru.
“Peningkatan status bandara kita sudah dari tahun 2018 diajukan, jadi kapan saja tiba harus kita siapkan. Yang namanya Peraturan Menteri itu tidak bisa sendiri, kalau menerbitkan PM itu tidak khusus untuk kita aja. Jadi sampai saat ini belum disahkan karena menunggu bandara yg lain. Nanti, semua dapat status berbarengan melalui keputusan .enteri,” bebernya.
Sekdaprov Kalsel, Abdul Haris mendorong Dinas Perhubungan Kalsel agar lebih komunikatif.
“Kita tentu kalau menunggu, mungkin datang juga.Tapi lebih baik Dishub lebih aktif untuk mengkomunikasikan. Kalau perlu Gubernur bisa langsung datang untuk dijadwalkan bertemu Menteri. Agar saat bandara broperasi ini tdak jadi masalah,” katanya.
Bandara Syamsudin Noor terus mengalami lonjakan penumpang setiap tahunnya. Seperti halnya 2 tahun belakangan pada tahun 2017 penumpang bandara mencapai 3,6 juta . Tahun 2018 naik menjadi 3,9 juta penumpang.
Indah mengatakan lonjakan penumpang ini harus menjadi perhatian semua pihak. Dalam hal ini, Pemprov Kalsel dukungannya melalui pembuatan akses jalan alternatif dan sosialisasi lingkungan.
Kadis PUPR Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar menerangkan bahwa pihaknya telah melakukan pengerjaan akses jalan dari Kilometer 17.
“PU Provinsi ada mengalokasikan anggaran untuk peningkatan jalan tersebut Rp 40 Miliar di tahun 2019. Sisanya untuk menyelesaikan jalan aksesnya. Belum bangunan pelengkap yang mana itu memerlukan 120 miliar dan kita berharap itu nasional bisa masuk untuk menggarapnya,” katanya
Dia berharap, Balai Jalan Nasional juga ikut terlibat untuk mengerjakan akses jalan tersebut, yang mana sangat diperlukan untuk perubahan SK status jalan tersebut.
“Yang pasti jalan akses ke bandara dari lingkar utara menuju ke Bandara, direncanakan akan dijadikan jalan nasional. Tahap terakhir kemarin, memang ada tim dari tim dari kementerian PU pusat sudah survei ke lokasi. informasi yang kita dapat itu akan diubah SK nya menjadi statusnya jalan Nasional. Saat ini masih statusnya jalan Provinsi,” urainya.
Roy juga menjelaskan karena bandara Syamsudin Noor sudah masuk menjadi status PSN, maka tidak salah jika kemudian dana APBN juga ikut membantu terkait akses jalan yang nantinya akan dijadikan akses utama dari penumpang jika mau ke Bandara.
“Kementerian PUPR kemarin survei adalah atas jawaban dari surat permohonan kami. Ya kita tunggu untuk SK nya karena menunggu proses untuk dibuah menjadi nasional,” kata dia.
Dinas PUPR Provinsi telah membantu menggunakan anggaran dananya dengan menggarap akses jalan bandara sepanjang 2 Km. Sedangkan masih ada 8 Km lagi yang saat ini belum ditingkatkan yang diharapkan nantinya dana dimasukan ke APBN.
Dinas PUPR Kalsel telah menyiapkan infrastruktur pendukung l terdiri dalam 3 paket. Paket I pembangunan Jalan Simpang Tiga Lingkar Utara-Simpang Tiga Golf-Jalan Kasturi dengan anggaran Rp 10 miliar. Sementara Paket II pembangunan Jalan Kasturi-Jalan Akses Bandara-Jalan Lingkar Utara Banjarbaru dengan alokasi dana Rp 10 miliar. Dan Paket III yakni Peningkatan Jalan Golf Banjarbaru dengan alokasi lebih kurang Rp 5 miliar.
Menurutnya, sebagai bentuk dukungan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN), Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2018 ini membangun akses jalan menuju Bandara sepanjang 300 meter dan lebar jalan 20 meter yang termasuk dalam paket II.
“Untuk akses Jalan Bandara saat ini masih proses pengurukan tanah, kita berharap proyek pembangunan paket-paket ini akan selesai tepat waktu,” sebutnya.
Latar pembangunan Jalan akses Bandara yang menghubungkan Jalan Lingkar Utara Banjarbaru dinilai dapat mengurai kemacetan di jalan Ahmad Yani.
Sekdaprov Kalsel Abdul Haris mengatakan jalan akses bandara harus ini harus diselesaikan. Terkait jalan sinkronisasi Pemko dan Pemprov jangan sampai ada hambatan.
“Pemprov alokasikan 40 Miliyar, saya harap jalan akses ke Bandara bisa ini cepat diselesaikan. Mari kita sama-sama. Jangan sampai target tidak terwujud. Aerocity ini bagian dari performa kita menndukung keberadaan bandara kita smakin kedepan semakin banyak yang harus dikoordinasikan,” tandasnya.
Untuk kebutuhan air bersih, Bandara Syamsudin Noor akan menambah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) untuk disuplai kekawasan Bandara. Namun masih hal yang sama, Bandara Syamsudin Noot juga meminta bantuan APBD daerah untuk pipa pendistribusian.tya