Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Cemaran bakteri ecoli yang disebabkan buang air besar (Bab) sembarangan dipastikan telah mencemari air Sungai Martapura. Pasalnya hingga sekarang ini masih banyak ditemui jamban milik warga yang kotorannya langsung nyemplung ke sungai.
Lalu bagaimana soal kualitas air sungai tersebut yang selama ini dijadikan bahan baku air leding oleh PT AM Bandarmasih.
Menurut Direktur Operasional PT AM Bandarmasih, Ir Supian, ia tak menampik bahwa air Sungai Martapura banyak mengandung zat berbahaya baik itu microplastik, tak terkecuali tinja yang faktanya banyak ditemui di Sungai.
Meskipun sungai tercemar, perusahaan milik daerah ini sebelum air leding didistribusikan kepada pelanggan dan masyarakat. Air sungai diolah terlebih dulu dengan cara disterilkan agar kandungan zat berbahaya benar-benar hilang. Sehingga air minum yang dikonsumsi terjamin kesehatannya.
“Kami menjamin kualitas air yang diproduksi adalah air yang sehat yang sudah disterilkan. Tidak hanya bakteri e coli, namun kandungan bahaya lainnya yang mencemari sungai semuanya steril, kalau dikonsumsi ya aman dan sehat,” katanya.
Baca Juga: Motor Listrik Pertama Untuk Armada Angkutan Sampah
Apa saja yang dilakukan pengecekan kualitas air baku PT AM? Supian menjelaskan, kandungan air sungai yang dicek itu bermacam-macam misalnya kadar garam, kadar besi, aluminium dan kandungan lainnya termasuk kandungan Bakteri E-coli yang bersumber dari tinja yang dibuang sembarangan di sungai itu selama ini menjadi pengecekan pihaknya sesuai Permenkes tersebut.
“Pengecekan kualitas air sesuai dengan Permenkes, seperti kadar aluminium, besi, termasuk E-coli. Yah ini sebanarnya perlu peran kita semua, air adalah sumber kehidupan, ini perlu regulasi pemerintah untuk mengatur agar sampah-sampah tidak dibuang di sungai,” bebernya.
Supian melanjutkan lagi, PT AM Bandarmasih selalu rutin melakukan pengujian air baku yang diambil rutin setiap harinya. Tentu itu bertujuan untuk memastikan mutu dan kualitas air yang diproduksi.
“Mutu dan kualitas air baku PT AM selalu kami jaga, setiap harinya kami rutin melakukan pengujian sebelum diambil,” katanya.
Ditanya terkait pemberian bahan kimia untuk sterilisasi kadar air itu? Supian menyatakan, bahwa hal itu juga dilakukan oleh semua perusahaan air minum di seluruh Indonesia. Hanya saja jumlahnya pemberian kimianya bervariasi tergantung tingkat cemaran air.
Ada juga PAM yang langsung mengambil pada sumber air. ” Semua PAM di Indonesia melakukan penambahan kimia untuk rekayasa sterilisasi air baku,” tutupnya.
Baca Juga: Sekolah dan Lingkungan Warga Menderita Scabies, Dinkes Turun Tangan