Banjarmasin, BARITO – Sebanyak 40 perempuan menjadi peserta pelatihan pembuatan kain sasirangan, Rabu (19/6). Mereka merupakan warga Muara Bangkal Kelurahan Tanjung Pagar Banjarmasin ditambah para utusan komunitas agama-agama.
Pelatihan yang digelar oleh Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin itu mencakup berbagai materi.
“Peserta diberikan keterampilan dalam hal teknik jelujur dan pencelupan teknik pewarnaan, dengan memakai dedaunan menjadi bahan pewarna alam serta sejarah sasirangan,” jelas Koordinator program penguatan ekonomi masyarakat LK3 Banjarmasin Rakhmalina Bakhriati.
Menurutnya, tema pelatihan adalah berkarya tanpa merusak alam. ” Kegiatan ini mendapat dukungan warga serta aparat Desa pinggiran sungai Muara Bangkal, Kelurahan Tanjung Pagar,” tambahnya.
Untuk peserta, dari total 40 orang, kemudian dimasukkan dalam tiga kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 10-15 orang warga Muara Bangkal Kelurahan Tanjung Pagar Banjarmasin, serta utusan komunitas agama-agama.
Rakhmalina mengungkapkan, pelatihan ini menjadi jembatan dialog kerukunan antar peserta yang berbeda latar belakang.
” Keakraban yang terjalin membantu mereka mengurangi kekakuan hubungan karena perbedaan latar belakang yang ada,” tuturnya.
Dia melihat, antusias peserta yang mengikuti pelatihan cukup tinggi.
Hal itu terlihat dari hasil pelatihan. Mayoritas peserta dinilai berhasil membuat sasirangan.
Tindak lanjut dari acara tersebut adalah dibentuknya kelompok usaha produksi sasirangan pewarna alam.
Termasuk pula disusunnya jadwal pelatihan lanjutan peningkatan kemampuan dan pengetahuan peserta. Tujuannya tidak lain adalah agar pelatihan menjadi wadah produksi yang mampu bersaing di pasaran.
“Mengingat tingginya antusiasme pecinta sasirangan, maka pelatihan sasirangan ini jelas sangat berpotensi. Apalagi Pemko Banjarmasin dan turut andilnya dalam kebijakannya, yakni kewajiban pemakaian zasirangan pewarna alam untuk seragam kerja,” ungkapnya.tya