Pelaihari, BARITO – Belasan rumah warga di Desa Panjaratan Kecamatan Pelaihari khsusunya di pemukiman Rt 9 dan di Rt 8 mengalami kerusakan. Kerusakan yang rata-rata pada bagian atap rumah di karenanan tiupan angin puting beliung yang datang pada Minuggu petang (27/1) kemarin sekitar pukul 19.00 wita.
Bahkan ada salah satu garasi mobil rumah warga yang berubah posisinya hingga menjulang ke atas dan menimpa tiang listrik, alhasil tiang listrik itupun posisinya ikut miring.
Pada malam itu pula kondisi seluruh Desa Panjaratan pun gelap total, karena PLN memadamkan listrik.
Akibat tiupan angin berputar yang di sertai hujan itu, tercacat rumah yang di huni Hamliah, Mulyani, dan Abdul Hamit Nor Alamsyah rusak parah tepatnya di Rt 9, sementara ada 8 buah rumah di Rt 8 yang mengalami rusak ringan.
Secara geografis, Desa Panjaratan merupakan desa yang berada kawasan dataran rendah, ancaman banjir pun kadang menghantui warga setempat. Disamping itu Desa Panjaratan merupakan desa hamparan sawah, karena memang rata-rata warga di sana menggeluti bercocok tanam padi.
Hamparan gunung Karamaian yang cukup tinggi sendiri terdapat di kawasan Desa Panjaratan yang bertetangga dengan Desa Tungkaran.
Kepala Desa Panjaratan Sahibul Yani Senin (28/1) mengatakan, kerusakan rumah warga akibat angin puting beliung terdata sementara ada 14 buah rumah yabg rusak berat ada 3, total rumah rusak ada 17 buah.
“Di RT 9 ada 9 rumah, dan di RT 8 ada 8 buah rumah, akan tetapi yang di Rt 8 hanya rusak ringan atau rusak sedang, dan di Rt 9 ada 3 buah rumah yang rusak parah,”ungkapnya.
Kerusakan parah 3 buah rumah di RT 9 terlihat pada bagian atap rumah yang terlepas hingga sampai jatuh ke tengah-tengah jalan desa.
Sahibul menambahkan, pada malam saat kejadian sudah ada memang dari Badan Penanggulangan Bancana Daerah (BPBD) Tanah Laut dan Babinmas dari Kepolisian yang datang serta mendata kerusakan rumah warga dan informasinya Sekda Tala juga ada datang.
Sementara itu Safarudin warga yang rumahnya rusak berat di Rt 9 dan ia sedang melakukan perbaikan pada bagian atap rumah di ruang tamu mengungkapkan, kejadiannya memang saat itu ada hujan turun dan di sertai gemuruh angin kencang sekali.
“Kami lagi ngumpul sambil nonton tv sekitar pukul 20.00 wita, tiba-tiba listrik pun padam, dan tidak lama gemuruh suara angin memaksa mengangkat atap rumah bagian depan, kami pun pada berlari ke dapur, dan melihat atap rumah berikut dengan kayu-kayunya sudah lepas dari rumah,”katanya.
Untungnya sambung Safarudin ada pohon kelapa di depan rumah, sehingga potongan atap yang terbang itu tertahan pohon kelapa, bisa di bayangkan jika tidak ada pohon kelapa kemungkinan potongan atap rumahnya yang tetbang itu bisa menimpa rumah yang ada di depan.
Warga lain pun yang rumahnya tidak mengalami kerusakan melakukan gotong royong bersama. Mereka menepikan potongan atap rumah yang rusak untuk memperbaiki bersama-sama dan membersihkan puing-puing rumah yang berserakan ke tengah jalan.baz