Banjarmasin, BARITO – Focus Group Discussion Uniska kembali membahas Radikalisme, Terroris, dan Saparatis. Bila bulan lalu mengundang para akademis, kini melibatkan Pengadilan Tinggi Agama, Kesbangpol Kota Banjarmasin, dan Komunitas, Rabu(18/12).
Poin yang dibahas tak kalah menarik dengan yang lalu, namun asumsi positif setidaknya bisa meredam anggapan-anggapan yang cendrung negatif.
Seperti yang dikatakan Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Agama Banjarmasin, Masruyani Syamsuri, radikalisme hingga pelaku teror terkadang dikait-kaitkan dengan suatu kelompok atau ajaran, bahkan agama Islam menjadi kecendrungan dibalik faktor tersebut. Padahal jelas Islam membawa kedamaian dan keadilan bagi seluruh umat.
Menurutnnya Radikalisme adalah sebuah pemahaman yang sangat dangkal dan keyakinan agama mereka sangat minim namun ketika mereka berpegang pada keyakinan seolah itulah yang benar.
“Islam Rahmatan Lil alamin, artinnya Islam sebagai agama yang merangkul atau mengayomi semua pihak dan dalam semua hal,” ucapnnya.
Sementara Kepala Badan Kesbangpol Kota Banjarmasin, Kasman, mengatakan dengan diskusi tersebut adalah pencerahan dan juga pencegahan terhadap paham tersebut. Dan pemerintah sudah melakukan pengawasan dan juga upaya-upaya mempersempit gerak para radikalisme agar jangan sampai tumbuh dan berkembang.
“Untuk Wilayah Kota Banjarmasin insya allah aman, sebab baik Kesbangpol Kota/Kabupaten selalu berupaya untuk menciptakan keadaan yang nyama dengan berkoordinasi kepada instansi terkait,” katannya.
Sementara itu Wakil Rektor l Uniska, Jarkawi menyebutkan, pemikiran praktis yang menyebar ke masyarakat soal radikalisme ini sulit dicekal. Melalui acara tersebut diharapkan perlahan bisa menepis konten-konten yang tidak bertanggungjawab.
“Masyarakat harus terus dicokoki pengetahuan dan informasi yang positif, edukatif dan logis. Mudahan acara ini terus bisa memberikan manfaat kepada semua lapisan masyarakat,” katanya.
Penulis: Hamdani