Banjarmasin, BARITO – Interusi air laut saat kemarau menyebabkan ratusan hektar tanaman padi di kawasan pesisir Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami gagal panen (puso). Pemerintah mendorong petani ikut kepesertaaan asuransi usaha tanaman pertanian (AUTP).
Saat ini sebagian wilayah sentra pertanian padi di Kalsel mengalami panen raya termasuk di kawasan pesisir sejumlah kabupaten seperti Barito Kuala, Banjar dan Tanah Laut. Namun interusi air laut akibat musim kemarau menyebabkan ratusan hektar tanaman padi mengalami gagal panen, disamping adanya serangan hama.
“Saat ini sedang berlangsung panen raya tanaman padi jenis siam yang hanya panen satu kali dalam setahun. Tetapi ada sebagian tanaman padi mengalami gagal panen karena pengaruh interusi air laut,” tutur M Safii, warga Desa Sungai Musang, Kecamatan Aluh-aluh, Kabupaten Banjar, Kamis (25/7).
Safii yang juga berprofesi sebagai survelen pertanian Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar.
Setiap tahunnya masyarakat pesisir menghadapi fenomena interusi air laut yang tidak hanya berpengaruh pada tanaman pertanian tetapi juga menyebabkan krisis air bersih karena sumber air warga berubah menjadi asin. Bahkan gelombang yang menghantam kawasan pesisir juga menyebabkan terjadinya abrasi daratan dan lahan pertanian.
“Ada beberapa lokasi di perbatasan wilayah Kabupaten Banjar dan Tanah Laut yang dulunya adalah lahan pertanian kini tidak bisa lagi ditanam karena interusi air laut ini,” ujarnya.
Kondisi pertanian dan ekosistem mangrove di kawasan pesisir ini menjadi bahan pengamatan dan penelitian Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas NU Kalsel. Beberapa waktu lalu rombongan mahasiswa dan akademisi Universitas NU yang dipimpin Riam Faradigma melakukan kunjungan ke Desa Sungai Musang.
Data Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kalsel, setiap tahunnya luas lahan pertanian di Kalsel yang terkena bencana banjir, kekeringan dan interusi air laut rata-rata seluas 15.000-20.000 hektar dari sekitar 490 ribu hektar luas lahan pertanian di Kalsel.
Staf Ahli Gubernur Kalsel Bidang Pertanian, Faturahman mengatakan pemerintah terus mendorong agar para petani bisa ikut kepesertaaan asuransi pertanian (AUTP). Pada 2018 tercatat jumlah petani peserta asuransi pertanian sebanyak 22.130 orang dengan luas lahan tanaman padi mencapai 22.961 hektar, tersebar di 11 kabupaten/kota.
Pemerintah menargetkan kepesertaaan petani dalam program AUTP ini mencapai 50.000 petani dari jumlah rumah tangga petani di Kalsel 300 ribu rumah tangga. Menurut Faturahman, program asuransi pertanian yang diluncurkan pemerintah ini akan memberikan banyak manfaat dan perlindungan bagi petani. Salah satunya adalah ganti rugi akibat gagal panen.
ril/slm