Banjarbaru, BARITO – Sampai dengan triwulan tiga 2018, Provinsi Kalsel berhasil membukukan realisasi investasi senilai Rp 10,1 triliun. Dengan capaian tersebut target investasi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang dipatok sebesar Rp 9,2 triliun.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ( DPMPTSP) Kalsel Nafarin, Kamis (27/12).
“Dari sisi investasi, Provinsi Kalsel yang mentargetkan Rp 9,2 triliun, hingga triwulan atau sampai akhir bulan September mampu meraup Rp 10,1 triliun. Hal ini sudah melebihi target, padahal baru triwulan ke-tiga. Artinya belum sampai di triwulan ke-empat pada akhir Desember,” ujarnya.
Bulan Desember, kata Nafarin, BKPM pusat akan merilis pada akhir Januari 2019. “Dari situlah nanti setelahnya yakni awal Februari diketahui angka real investasi Kalsel untuk tahun 2018. Tetapi kita sudah melebihi target yang ditetapkan pemerintah provinsi,” sambungnya.
Menurut Nafarin, sektor investasi yang dominan berasal dari pertambangan. Sudah ada beberapa perusahaan yang membangun pusar energi listrik berbahan baku batubara misalnya PT Adaro dan ada pula di Batulicin. Kemudian ada pula perusahaan yang membangun pusat energi listrik tenaga angin di Kabupaten Tanah Laut. Jenisnya meliputi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA).
Selain sektor tambang, sebut Nafarin, sektor perkebunan misalnya pabrik CPO (crude palm oil) atau pabrik kelapa sawit dan industri lanjutan seperti pengolahan minyak goreng juga menjadi sektor investasi di Kalsel. Termasuk pula industri makanan dan pertanian.
Sedangkan investasi pada bidang pariwisata menurutnya memang belum menonjol. “Industri pariwisata memanf agak kecil. Upaya yang kita lakukan untuk mendatangkan investor diantaranya dengan menawarkan peluang investasi di Loksado, sektor susur sungai, Tahura, Geopark juga kita tawarkan dari segi ecotourism-nya,” paparnya.
Investasi dari sektor pariwisata menurutnya adalah dalam bentuk fasilitas pendukung dan ekspedisi. Nilai investasi sebesar Rp 1 triliun dan Kalsel akan membentuk satu kawasan ekonomi khusus pariwistaa dari Lembah Kahung, Mandiangin, Kiram dan Bukit Mawar.
Lebih jauh Nafarin menuturkan pihaknya berupaya menggaet investor misalnya melalui forum investasi dan berkunjung ke negara lain. Misalnya pada awal bulan tadi bersama beberapa pejabat di Kalsel melakukan studi banding ke Finlandia . Pada kunjungan ity juga dipaparkan peluang promosi investasi di Kalsel yakni pariwisata,industri hilir, PLTA dan sebagainya.
“Kita juga pasarkan melalui pameran dan internet di situs kami . Disamping itu juga melalui media sosial,” katanya.
Lebih lanjut Nafarin mengungkapkan dari sisi perijinan pihaknya telah melakukan beberapa inovasi. Misalnya beberapa ijin sudah dilakukan secara daring (online). Inovasi lainnya Sijadi yang diluncurkan beberapa bulan lalu. Program itu adalah pemberian insentif berupa pemberian ijin pendaftaran atau ijin prinsip bagi setiap permohonan ijin usaha di Kalsel.
“Misalnya pemohon ijin industri hasil hutan, maka langsung kita keluarkan ijin berusaha. Langsung sekaligus,” cetusnya.tya