Banjarmasin, BARITO – Rapat Kerja Presidium Konsorsium Perguruan Tinggi Negeri Kawasan Timur Indonesia (PTN-KTI), berlangsung di Banjarmasin 5-7 Agustus di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) selaku tuan rumah dan pembukaan acara berlangsung, Selasa kemarin di Gedung Lecture Theater FEB ULM.
Raker dihadiri Ketua dan Wakil Ketua Konsorsium PTN-KTI, Rektor Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Prof Dr Ir Ellen Joan Kumaat dan Rektor ULM, Prof Dr Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc serta jajaran pengurus Konsorsium PTN-KTI lainnya.
Rektor ULM, Prof Sutarto Hari menyebutkan, selama ini ketertinggalan PTN-KTI dibanding PTN di wilayah Barat cukup jauh, terlihat dari perbandingan PTN berstatus BH maupun PTN berakreditasi A, sehingga perlu kerja ekstra agar tiudak semakin tertinggal.
Dikatakan, dari jumlah lebih dari dua puluh sembilan PTN di wilayah Timur, baru enam yang terakreditasi A dibanding puluhan yang ada di kawasan Barat. Dari sisi jumlah mahasiswa pun uajrnya, belum ada keseimbangan antara PTN di wilayah Timur dan Barat, pasalnya jumlah penduduk juga masih mayoritas terkonsentrasi di wilayah Indonesia Barat.
Karena itu dibutuhkan kerja cepat untuk memulai program-program kerjasama antar anggota Konsorsium PTN-KTI untuk bisa kejar ketertinggalannya.
“September ini kami akan segera mulai program, workshop di Unhas kita kumpulkan dosen-dosen kawasan Timur salah satunya bahas siapkan Prodi menuju akreditasi internasional,” kata Sutarto saat menyampaikan sambutan.
Kegiatan ini ucap Sutarto, fokus menyusun program-program untuk tingkatkan kualitas PTN-KTI secara umum untuk bersaing dengan PTN lainnya di kawasan barat Indonesia yang tak dapat dipungkiri sudah jauh lebih maju.
Konsep kerjasama antar PTN-KTI dinilai menjadi salah satu cara jitu untuk secara bersama-sama tingkatkan daya saing PTN-KTI termasuk melalui cara pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Pada kesempatan itu, Prof Dr Ir Ellen mengatakan, perubahan penilaian akreditasi lembaga PTN saat ini semakin berat dan semakin menitikberatkan pada aspek hasil pencapaian dibanding proses yang ditempuh oleh PTN.
“Tantangan dan tuntutan kualitas semakin berat, di sisi lain anggaran tidak semakin besar. Karena itu kerjasama PTN-KTI adalah cara yang baik kita tempuh,” terangnya.
Salah satunya yaitu mengandalkan bantuan dan peran Universitas Hasanuddin (UNHAS) sebagai PTN satu-satunya di kawasan Timur Indonesia yang berstatus PTN Badan Hukum (BH) dalam kerjasama penelitian dan publikasi internasional agar dosen-dosen di Konsorsium PTN-KTI juga lebih cepat diakui di kalangan internasional.
Salman