Rembug Nasional PPG Bahas 4 Isu Profesi Guru

Teks Foto: Pembukaan Rembug Nasional Forum Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Aula Rektorat Universitas Lambung Mangkurat di Jalan H Hasan Basry Banjarmasin, Jum'at (26/4) pagi. (Foto: tya/brt).

Banjarmasin, BARITO

Sebanyak 99 peserta dari 57 lembaga pendidikan tenaga keguruan (LPTK) se -Indonesia, Jum’at (26/4) mengikuti Pembukaan Rembug Nasional Forum Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Aula Rektorat Universitas Lambung Mangkurat di Jalan H Hasan Basry Banjarmasin.

FKIP Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin memang menjadi tuan rumah penyelenggaraan kegiatan berskala nasional yang digelar sejak Kamis(25/4) itu.

Pertemuan tersebut membahas 4 isu dan hasilnya akam dituangkan dalam Deklarasi yang diberi nama “Deklarasi Seribu Sungai di Bumi Lambung Mangkurat” , sesuai lokasi acara yakni Kota Banjarmasin yang berjulukan “Kota Seribu Sungai”.

Ketua Panitia Penyelenggara Rembug Nasional PPG, Profesor H Achmad Suriansyah mengungkapkan, ada 4 isu pokok yang menjadi bahan kajian dari masing-masing komisi.

Empat isu tersebut meliputi, pertama, tata kelola PPG yang dibahas oleh komisi 1. Dalam hal ini, akan dirumuskan tata kelola yang berlaku bagi LPTK agar menghasilkan lulusan yang profesional.

Dua, di Komisi 2 membahas tentang kajian ilmiah. Artinya, dosen-dosen di PPG seharusnya berada satu tingkat di atas dosen yang mengajar di program S1. Maka dosen di PPG harus dipacu untuk mampu menghasilkan kajian ilmiah dan inovatif .

Kemudian isu ke-3 adalah dalam hal jaminan bagi lulusan PPG. Artinya harus ada jaminan bagi lulusan untuk mendapatkan tunjangan profesi dan lulusan PPG harus mampu mempertahankan kompetensi yang dimiliki.

“Maka kami bahas pola yang seperti apa agar ada jaminan bagi lulusan PPG agar mendapatkan tunjangan profesi dan terjaga kualitas atau kompetensinya,” jelas Suriansyah

Isu ke -empat adalah kemitraan. Komisi 4 membahas tentang pentingnya bekerjasama dengan berbagai institusi.

” Katakanlah misalnya organisasi profesi guru, apakah PGRi atau asosiasu guru lainnya. Banyak organisasi guru, tetapi kita tidak tahu yang merupakan organisasi profesi yang mana. Berbeda dengan dokter yang hanya punya satu yakni IDI,” bebernya.

Sementara itu Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Dasar Ditjen GTK Kemendikbud Dr. Praptono, M.Ed berharap, LPTK sebagai mitra pemerintah dapat meningkatkan koordinasi sehingga standar guru profesional dapat tercapai.

Menurutnya, ada 2 hal krusial yang harus menjadi perhatian PPG. Pertama, usia pensiun guru. Setiap tahun, imbuhnya, tidak kurang 50 ribu guru memasuki masa pensiun dan harus dicari penggantinya. Disamping itu, ada kebijakan peningkatan daya tampung sekolah yang dapat memperbanyak jumlah guru.

Dua, guru berkualitas menumpuk di kota dan sekolah tertentu.

“Kita ingin agar sebarannya diperluas. Dengan cara mendistribusikan guru berkualitas dari satu sekolah ke sekolah lain dan yang kedua adalah menghasilkan guru berkualitas di sekolah asalnya,” jelasnya.

Kegiatan Rembug Nasional PPG di Banjarmasin selain dihadiri pihak Kemendikbud RI, juga dihadiri Ketua

PPG Nasional DR AG Thamrin, Wakil Rektor I Universitas Lambung Mangkurat, Aminudin Prahatamaputra dan pihak terkait.

tya

Related posts

DPRD Bahas Raperda Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi

Kondisi Atlet PPLP Kalsel Kategori Baik, Kemenpora dan Dispora Kalsel Tes Tiga Cabor

Resmi Pimpin MHKI Kalsel, Dr Machli Siap Membangun Hukum Kesehatan di Banua