Banjarmasin, BARITO-Rencana pembangunan Jembatan Pulau Bromo, yang berlokasi di penghujung Kota Banjarmasin,
Kelurahan Mantuil, Banjarmasin Selatan Dinas PUPR Kota Banjarmasin masih melakukan tahap studi kelayakan.
Menurut Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum, dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin, Joko PitoyoPemerintah Kota Banjarmasin perlu mikir-mikir dan menghitung berapa ongkos yang akan terkuras dari APBD jika pembangunan jembatan tersebut diwujudkan.
“Studi kelayakan perlu dilakukan sebelum melangkah lebih jauh. Misal dari segi biaya berapa, kemudian konstruksi bagaimana, sebelum DED nya nanti dibuat,” ucapnya di Balaikota, senin (15/10).
Terkait jenis jembatan, Pemkot sempat mewacanakan pembangunan jembatan Bromo berjenis jembatan gantung. Akan tetapi, ujar Joko semua itu kembali lagi ke studi kelayakan.
“Kalau memang layak, model jembatannya nanti dibuat jemabatan gantung,” ujarnya.
Joko melanjutkan, proses studi kelayakan untuk pembangunan jembatan yang nantinya menjadi penghubung antara Pulau Bromo dan Kota Banjarmasin itu diperkirakan memakan waktu kurang lebih 3 bulan, dengan kontruksi bangunan kurang lebih 120 meter sampai 180 meter.
“Jembatan gantung itu rencanany dibangun dengan panjang 120 hingga 180 meter,” katanya.
Bila melihat dari segi keperluan, Jemabatan Pulau Bromo memang perlu dibangun. Mengingat Pulau Bromo dijadikan salah satu destinasi wisata Banjarmasin, yang sudah sepatutnya akses untuk menuju kesana bisa lebih dipermudah.
“Kalau dermaga saja tidak bisa diandalkan. Jalan satu-satunya harus ada jembatan. Karena kalau air surut kapal sulit sandar,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Pulau Bromo merupakan sebuah delta (pulau kecil) jaraknya kurang lebih 3 kilometer dari Banjarmasin. dan