Pelaihari,BARITO-Hujan yang turun sejak pukul 03.00 wita dini hari pada hari Sabtu (11/7) kemarin hingga sampai ke pukul 12.00 wita mengakibatkan banjir yang mengepung disejumlah titik wilayah Kelurahan dan kota Pelaihari, bahkan ada dibeberapa kecamatan yang mengalami kerusakan fasilitas umum.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tala menyebutkan sebanyak 1.349 rumah terendam dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 1.525 atau 5.112 jiwa yang menjadi korban banjir. BPBD Tala sendiri telah mendata ada 18 titik lokasi banjir diwilayah kota Pelaihari dan sekitarnya yakni di Kelurahan Angsau ada 5 titik, Desa Atu-Atu Kecamatan Pelaihari ada 2 titik, diwilayah kota Pelaihari sendiri ada 10 titik dan di Kelurahan Karang Taruna ada 1 titik.
Dilaporkan pula pada Jalan Trans 100 Rt 6 di Desa Damit Hulu Kecamatan Batu Ampar ada jalan yang putus memanjang 70 meter akibat derasnya arus air sungai. Kemudian di Kelurahan Sarang Halang ada sebuah jembatan yang runtuh yakni di Jalan Bajingah. Dan di Desa Galam Kecamatan Bajuin di Rt 1 buah jembatan pun nyaris putus.
Kondisi air menggenang sepanjang kurang lebih 100 meter juga berada di Jalan Trans Kalimantan yang menghubungkan ke Kabupaten Tanah Bumbu dan Kabupaten Kotabaru, tepatnya di depan rumah makan Lisa jalan Kemakmuran atau jalan Parit, hingga merendam gereka Santa Theresia dan salah satu stasiun radio.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Tala M.Kusri Minggu,(12/7) mengatakan, saat ini sudah disiagakan Posko Bersama dihalaman Koramil 02 di Jalan Pintu Air dekat kantor PLN dan pasar Pelaihari.
Kusri menyebutkan, pada Posko Bersama untuk mengakomodir korban-korban banjir diwilayah kota Pelaihari, dan keberadan Posko Bersama akan terus disiagakan sampai pada kondisi masyarakat sudah beraktivitas kembali.
“Posko Bersama terdiri dari unsur TNI, Polri, Dinas Sosial dan PMI Tala,”kata Kusri.
Ia menambahkan, sejak terjadinya banjir diwilayah kota Pelaihari maupun dibeberapa kecamatan tidak ada korban jiwa, dan bantuan juga datang dari relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Banjarmasin yang membawa perahu karet, begitu pula bantuan lain dari tim Penangagan dan Penyelematan (SIMPAT) SAR Dit Samapta Polda Kalsel tutun ke Tala yang dilengkapi 3 buah perahu karet.
“Untuk pendataan kerugian materi berapa besar, baru bisa hari Senin (13/7) dilaporkan,”tutup Kusri.
Pada Posko Bersama juga dibangun dapur umum untuk memberikan sajian siap saji kepada masyarakat yang belum bisa memasak dirumah.
Tidak hanya Posko Bersama, para relawan yang tergabung dalam Respon Cepat (RC) 113 Tala bersama relawan ACT b Banjarmasin, beberapa orang anggota Sat Pol dan Damkar Tala serta BPK Palam pun membuat dapur umum yang mereka tempatkan di Jalan Perintis, pasalnya pada lokasi tersebut rumah warga banyak yang terendam dan dengan ketinggian sepinggang orang dewasa.
Korodinator RC 113 Tala Edwin Sihol mengatakan, dapur umum ditempatkan sampai melihat kondisi benar-benar sudah aman dari ancaman banjir, dan untuk pasokan bahan makanan ada dari relawan sendiri dan pihak ketiga.
Banjir yang melanda wilayah kota Pelaihari sendiri puncaknya pada Sabtu (11/7) kemarin sekitar pukul 12.00 wita. Ketinggian air pun bervariasi ada yang setinggi pinggang orang dewasa hingga sampai sepundak orang dewasa.
Sementara itu diungkapkan Ning Rukamah warga Desa Gunung Melati Kecamatan Batu Ampar mengatakan, saat terjadinya banjir pada rumah anaknya M.Yahya, ketinggian air sedada orang dewas sekitar pukul 13.00 wita warga setempat yang rumahnya tidak terkena banjir berupaya membantu mengeluarkan beberapa barang-barang dalam rumah.
“Air sepertinya datang mendadak gitu, dan saat itu listrik memang padam sampai menjelang petang,namun berangsur-angsur air mulai surut atau sekitar pukul 16.00 wita air sudah surut,”ungkapnya.
Banjir yang melanda wilayah Pelaihari kota tidak saja merendam pemukiman warga, sekolah, dan tempat ibadah, namun banjir kali ini juga merobohkan sebuah jembatan di Desa Galam pada Rt 6 Kecamatan Bajuin.
Luapan air pada sungai kecil dijembatan itu telah membuat bagian oprit jembatan runtuh, sehingga hanya tertinggal bagian aspalnya saja lagi tanpa ada peyangga tanah maupun gorong-gorongnya. Gorong-gorongnya sendiri berhamburan bersama dengan siring jembatan.
Oleh warga setempat dibuatkan penyeberangan kayu diatas aspal agar sepeda motor bisa lewat, namun bagi kendaraan roda empat tidak bisa melintasinya karena lebar badan jembatan yang berlobang hanya tertinggal 1 meter saja. Kondisi demikian sewaktu-waktu bagian aspalnya akan runtuh karena tidak ada penyangganya sama sekali.
Pasca banjir berlalu, warga nampak melakukan aksi bersih-bersih rumah mereka yang nampak kotor oleh lumpur, serta membersihkan beberapa perabotan rumah tangga yang kotor.
Baik relawan, BPB, TNI dan Polri masih terus siaga di Posko, pasalnya cuaca di kota Pelaihari masih terlihat diselimuti awan mendung walau air sudah berangsur-angsur surut.
Penulis: Basuki