30.000 Warga Kalsel Sakit Terpapar Asap
Banjarbaru, BARITO – Musim kemarau masih berlangsung. Intensitas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin meningkat. Kabut asap pun kian parah melanda hampir seluruh daerah di Kalimantan Selatan. Semakin banyak warga sakit. Penerbangan terganggu. Salat Istisqa atau salat meminta hujan mulai dilaksanakan di berbagai tempat. Salah satunya digelar Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan.
Guru Besar Fakultas Ilmu Hadits Universitas Hadhramaut, Yaman, Dr Habib Alwi bin Hamid bin Syihab, menjadi iman dan khatib pada salat Istisqa yang berlangsung di halaman Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru, Ahad (15/9).
Salat yang dimaksudkan meminta turun hujan itu melibatkan seluruh jajaran instansi setempat, anak-anak panti asuhan dan santri salah satu pondok pesantren di Kota Banjarbaru.
Habib Alwi dalam khutbahnya berbahasa Arab, yang diterjemahkan Ustaz Irwan, mengingatkan agar umat Islam lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memperbanyak permohonan ampun (istigfar) pada saat-saat terjadi musibah atau bencana, seperti kemarau dan kebakaran hutan dan lahan saat ini.
Dia juga mengajak mempertebal ketaatan kepada orangtua, menjaga silaturahmi dengan kerabat/keluarga, dan tidak berbuat maksiat seperti pergaulan bebas, menjauhi zina dan menjaga kehormatan diri.
Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Hanif FaisolRofiq mengatakan, karhutla yng terjadi belakangan semakin parah. Dampak kabut asap yang ditimbulkan, selain mengagggu kesehatan warga karena terkena infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), juga aktivitas lainnya, termasuk arus penerbangan.
Meskipun sudah dilakukan upaya mengurangi kebakaran lahan, seperti melalui bom air (water bombing) dengan helikopter dan satuan tugas di darat, namun tidak bisa dihindari kebakaran masih meluas dan menyulitkan petugas di lapangan.
‘’Kondisi ini tidak bisa dibiarkan, dan perlu kerja keras semua pihak dari pemerintah provinsi, kabupaten/kota dan masyarakat serta unsur lainnya, seperti tokoh masyarakat, agama atau ulama,’’ ujarnya.
Hanif menyebutkan, sampai saat ini pihaknya mencatat sedikitnya 630 hektare lahan terbakar di Kalsel, termasuk di dalamnya 130 ha kawasan hutan. Pihaknya pun terus berupaya mengurangi penyebaran api, terutama di kawasan lahan gambut yang sulit dipadamkan.
“Kita juga menyosialisasikan fatwa MUI, yang mengharamkan membakar lahan, I kepada masyarakat,” ujarnya.
Istigasah
Sehari sebelumnya, ribuan warga Kota Banjarmasin mengikuti pelaksanaan istigasah dan salat hajat di halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Sabtu (14/9) pagi. Umat Islam yang sebagian besar berpakaian putih itu tampak khusyuk mengikuti prosesi salat hajat dilanjutkan zikir dan pembacaan doa-doa, lalu diakhiri ceramah Ketua MUI Kalsel, KH Husin Naparin.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalsel, Noor Fahmi mengatakan, istigasahdan salat hajat dilakukan untuk meminta perlindungan dan keselamatan kepada Allah SWT untuk warga di Kalsel khususnya.
“Intinya kita melakukan doa bersama untuk keselamatan bersama-sama, termasuk agar terhindar dari kebakaran lahan dan hutan, juga terhindar dari kebakaran permukiman,” ujarnya seusai kegiatan.
Ditanya mengapa tidak melakukan salat Istisqa, menurut Fahmi permintaan keselamatan dan perlindungan melalui istigasah dan salat hajat itu mencakup doa meminta hujan agar kemarau saat ini segera berakhir.
“Kalaupun hujan bisa menjadi solusi dari karhutla, ya di dalam salat ini sudah include semuanya, minta hujan, minta perlindungan, sekaligus minta jaga keselamatan dari bahaya apa pun itu bentuknya,” katanya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang turut mengikuti prosesi istigasah dan salat hajat yang dipimpin Ketua Komisi Fatwa MUI Kalsel, KH Abdusamad Sulaiman Lc itu, mengharapkan Allah SWT mengabukan doa-doa jemaah yang hadir dan warga Kalsel lainnyaagar diberikan keselamatan dalam semua aspek kehidupan.
“Mudah-mudahan tidak ada lagi warga yang tertimpa musibah kebakaran dan saya imbau agar lebih berhati-hati untuk menjaga dan mengurangi risiko faktor penyebab kebakaran,” ujarnya. Ketua MUI Kalsel H Husin Naparin dalam ceramahnya mengingatkan jemaah yang hadir agar menjaga salat lima waktu, memperbanyak istigfar, dan menjadikan doa sebagai kekuatan utama.
Terkait kabut asap yang terjadi bekalangan, Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel, Wahyuddin, mengatakan, sebanyak tujuh penerbangan di Bandara Syamsuddin Noor mengalami penundaan keberangkatan atau delay akibat tebalnya kabut asap di landasan pacu, Ahad (15/9).
“Hari ini ada tujuh penerbangan keberangkatan yang delay karena visibility (jarak pandang) di runway hanya 200 meter,” ujarnya mengutip pernyataan Kepala Komunikasi dan Legal Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin, Aditya Putra Patria.
Beberapa pesawat bahkan sudah berjalan menuju ujung runway untuk bersiap lepas landas. Namun, karena pilot tak ingin mengambil risiko, terpaksa kembali ke apron menunggu kabut asap mereda.
Selain aktivitas penerbangan, kabuat asap juga menyebabkan gangguan pernapasan warga dan batuk-batuk.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Selatan, Muslim, menyebut sedikitnya sudah ada 30 ribu warga Kalsel yang kesehatannya terganggu akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan ini.
“Jumlah ini akumulasi data dari 13 kabupaten/kota selama Januari-September 2019. Angka itu meningkat dibandingkan tahun lalu,” ujarnya.
Wilayah penyumbang tertinggi angka penyakit akibat kabut asap, menurut dia, adalah Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Utara, Barito Kuala, dan Tanah Laut.
Melihat kondisi ini, Dinkes Kalsel berupaya terus menekan peningkatan penyakit, khususnya ISPA, dengan pembagian masker secara gratis.
Muslim mengklaim, hingga saat ini, sudah ada sekitar 50 ribu masker yang dibagikan Dinkes Kalsel kepada warga secara cuma-cuma yang disalurkan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.
“Pembagian juga melibatkan LSM (lembaga swadaya masyarakat), di sekolah-sekolah, pondok pesantren, serta dibantu pihak kepolisian,” jelasnya.
slm