Banjarmasin, BARITO – Manajemen Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum memberlakukan layanan Asuhan Farmasi 24 jam. Layanan tersebut terintegrasi dengan layanan lima profesi, yakni dokter, farmasi, perawat, fisioterapisikologi dan gizi.
Layanan asuhan farmasi tersebut telah diberlakukan sejak 1 Februari 2019 lalu dengan tujuan untuk keselamatan pasien serta meningkatkan kualitas pelayanan farmasi.
Kepala Instalasi Farmasi RSJ Sambang Lihum Novia Sari menuturkan, layanan Asuhan Farmasi 24 jam ini kami berlakukan karena kebutuhan pasien, salah satunya yang wajib kita penuhi untuk keselamatan pasien.
“Asuhan Farmasi 24 jam ini oleh tenaga Apoteker,” sebut Novia kepada wartawan, Rabu (13/2).
Novia menambahkan, yang kami lakukan di asuhan farmasi ini ada assessment pasien, yaitu 1 x 24 jam pasien saat masuk dari Unit Gawat Darurat (UGD), kemudian merekonsiliasi obatnya, tujuan untuk mengetahui dalam waktu tiga bulan terakhir itu apa saja obat yang mereka dapat serta kepatuhan pasien pada pengobatan jiwanya.
Untuk menunjang layanan asuhan farmasi, imbuh Novia yang mendampingi Direktur Utama RSJ Sambang Lihum dr Dharma Putra, ada pembagian tugas bagi apoteker, yakni dari dinas pagi pukul 08.00 Wita-15.00 Wita, kemudian pukul 14.00 Wita-20.00 Wita dan pukul 20.00 Wita-08.00 Wita, bahkan saat pergantian tugas itu ada serahterima laporan piket.
“Layanan ini mulai diberlakukan pada 1 Februari lalu, tujuannya untuk kepentingan dan keselamatan pasien serta dorongan dari pak Direktur dan akreditasi,” tandasnya.
Ditambahkan Direktur Utama RSJ Sambang Lihum dr Dharma Putra, pelayanan Asuhan Farmasi 24 jam ini diberlakukan, karena kita melihat kualitas pelayanan farmasi, seperti pemberian obat dan sebagainya kepada pasien.
“Kualitas layanan farmasi itu perlu kita tingkatkan,” kata Dharma.
Disamping upaya peningkatan kualitas layanan farmasi, imbuhnya, kita di RSJ Sambang Lihum juga sudah memutuskan di rumah sakit ini akan dilakukan pelayanan yang terintegrasi untuk lima profesi.
“Kemarin, sudah kita canangkan, yakni dokter, farmasi, perawat, fisioterapisikologi dan gizi, itu melakukan perawatan profesi terintegrasi,” sebutnya.
Mantan Sekretaris Daerah HST ini menambahkan, layanan 24 jam ini sebelumnya sudah diterapkan untuk dokter dan perawat, karena itu kita coba layanan farmasi juga 24 jam. Tujuannya, agar setiap pasien yang masuk ke rumah sakit ini akan diketahui sejarah minum obatnya, karena sejarah minum obat itu bisa menimbulkan resistensi maupun reaksi-reaksi yang lain terhadap obat.
Selanjutnya, tukas Dharma, dengan layanan asuhan farmasi, juga kita akan melihat bagaimana rekonsiliasi obatnya seperti apa, assessment awal dan akhirnya seperti apa, sehingga kita punya data reaksi-reaksi obat yang terjadi terhadap pasien, terutama di rumah sakit jiwa.
“Sehingga itu nanti akan menambah khasanah keilmuan, khasanah pengalaman rumah sakit, agar pengobatan semakin lama semakin baik semakin bagus dampaknya dan semakin aman,” terangnya.
Untuk menunjang layanan asuhan farmasi ini, kata Dharma, pihaknya pun di rumah sakit kini menambah jumlah tenaga apoteker, semula lima orang sekarang menjadi sepuluh orang.
“Atas dukungan pak Gubernur, kita nambah lima orang, karena kita ingin lima orang ini akan melakukan kunjungan dari ruangan ke ruangan, dari pasien ke pasien selama 24 jam, Sementara assessment awal terhadap pasien akan dilakukan di instalasi farmasi,” pungkasnya.sop