Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Salah satu wartawan Banjarmasin Post berinisial RS diduga jadi korban pemukulan pihak kepolisian saat meliput Aksi Kawal Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) di depan gedung DPRD Kalimantan Selatan Jalan Lambung Mangkurat, Jumat (23/8/2024) malam.
Saat aksi demonstrasi mulai panas sekitar pukul 20.00 Wita, lalu terjadi bentrokan antaran massa dengan aparat kemanan. Saat itu, RS berada di tengah kerumunan dan ia sempat melihat ada seorang mahasiswa yang diseret paksa beberapa polisi berpakaian preman.
Jurnalis ini mengaku spontan menarik tangan mahasiswa itu dengan tujuan untuk menolong.
Namun dihalangi polisi., lantaran RS saat itu tidak mengenakan kartu identitas wartawan hingga langsung menjadi sasaran aniaya pihak dalmas.
Pria rambut gondrong itu dikeroyok hingga kacamatanya terlepas, tak lama kemudian, ada wartawan lain yang melihat kejadian tersebut.
Kemudian rekan lelaki bertubuh besar itu berteriak ke arah polisi untuk memberitahu bahwa rekannya adalah wartawan.
Lalu RS berhasil menjauh dari tengah kerumunan bentrokan dan mengamankan diri.”Saya tidak kena pukul, tak ada lebam atau rasa sakit. Tapi saya juga tidak tahu karena berasa di tengah massa dan polisi,”sebutnya kepada Barito Post.
Baca Juga: Sejoli Pembuang Bayi di AKT Akhirnya Dihukum 2,6 Tahun Penjara
Seperti diketahui, menurut data dari Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Sipil Kalsel, sebanyak 18 peserta aksi dilarikan ke rumah sakit setelah bentrokan dengan aparat kepolisian.
Belasan korban dirawat di empat rumah sakit, yakni RS Sultan Suriansyah (6 orang), RS Ulin Banjarmasin (3 orang), RS Bhayangkara (7 orang), dan RS Islam Banjarmasin (2 orang).
Tak hanya RS, dua jurnalis turut menjadi korban kekerasan. Seorang fotografer berinisial BY mengalami kekerasan fisik dari massa yang tidak mengetahui identitasnya sebagai pekerja media.
Penulis : Arsuma
Editor : Mercurius
Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya