Debat Perdana Calon Gubernur Kalsel
Banjarmasin, BARITO – Debat publik perdana dua Calon Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor dan Denny Indrayana, yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalsel, tadi malam, berlangsung hangat.
Pada debat yang dipandu akademisi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Andi Tenri Sompa itu, Denny tampak lebih agresif mengungkap beberapa sisi lemah dalam pembangunan di Kalsel, terutama terkait pengelolaan sumber daya alam dan penegakan hukum.
Sementara, Sahbirin sebagai petahana memaparkan beberapa keberhasilan yang telah dicapainya selama lima tahun memimpin pemerintahan di Bumi Lambung Mangkurat ini.
Debat pertama yang disiarkan langsung TVRI dan live streaming YouTube KPU Kalsel itu, hanya menampilkan dua calon gubernur, tanpa didampingi calon wakil gubernur.
Mengawali debat, kedua cagub diberi kesempatan memaparkan visi dan misi mereka. Cagub nomor urut 01, Sahbirin menyampaikan visi dan misinya bertajuk “Banua Maju, Kalsel Maju”. Untuk visi, cagub yang akrab disapa Paman Birin itu mengemukakan tiga poin utama.
“Yang pertama adalah makmur sejahtera. Kita berharap terpenuhinya kebutuhan masyarakat, baik jasmani maupun rohani. Kedua ialah berkelanjutan, yang mana pembangunan dengan memperhatikan keseimbangan antara sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup,” ujarnya.
Selain itu, Sahbirin juga menyertakan harapan bahwa kesejahteraan masyarakat Kalsel akan sangat berdampak usai Provinsi Kalimantan Timur ditetapkan sebagai ibu kota negara. “Tentunya sangat berdampak ke Kalsel. Ini menjadikan kita wilayah yang strategis. Kita berharap berdampak signifkan terhadap kesejahteran masyarakat,” ujarnya.
Adapun untuk misi, Sahbirin yang berpasangan dengan cawagub Muhidin memaparkan tujuh poin utama. Yakni, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata, memperkuat sarana dan prasarana dasar dan perekonomian, tata kelola pemerintahan yang lebih fokus pada layanan publik atau memberikan pelayanan terbaik buat masyarakat, memperbaiki lingkungan hidup dan memperkuat ketahanan bencana.
“Sampai hari ini setiap negara di dunia bersaing begitu ketat. Maka dari itu kualitas SDM penting diperhatikan. Kita dorong dan harus kita aplikasikan dalam setiap pembangunan di Kalsel,” ujarnya.
Sementara itu, saat menyampaikan visi dan misinya, cagub nomor urut 2 Denny Indrayana menyebut hilangnya dua aspek dalam berjalannya pemerintahan selama ini.
“Bagaimana visi pemimpin ke depan, kita lihat rekam jejak beberapa tahun ke belakang. Ada lima bidang yang didiskusikan malam ini, yakni hukum, HAM, agraria, kebangsaan, politik, dan pemerintahan. Dalam semua bidang itu, ada dua aspek yang hilang, yakni kata adil dan amanah,” ujarnya.
Menurut Denny, hukum saat ini telah menjadi komoditas yang diperjualbelikan. Bahkan ia menyinggung tumpulnya kekuatan hukum saat ini, membuat politik dan pemerintahan akhirnya tidak bisa diluruskan.
“Tidak jarang politik ditransaksikan. Pemerintah yang baik, tidak berjalan, karena tidak jarang jabatan diperjualbelikan. Sengketa lahan, agraria, menjadi hal luar biasa dan merupakan isu yang memilukan,” sindirnya.
Untuk itu, kata Denny, visi misi pihaknya ialah menghadirkan rasa adil dan amanah. Sehingga ke depannya, sebagian besar kekayaan alam tak lagi dikuasi oleh pihak pemerintah. Terutama bisnis perusahaan korporasi semata.
“Saat ini rakyat hanya menjadi objek bisnis. Ke mana kekayaan Kalsel? Kondisi ini karena hukum kita tidak tegak. Itu sebabnya kami menawarkan agar Kalsel sama-sama berhijrah. Melalui Pilkada inilah awalnya. Mari kita hadirkan keadilan dan amanah,” ujarnya, yang dikutip kanalkalimantan.com.
Denny menawarkan visi misi yang menghadirkan rasa adil dan amanah kepada masyarakat. Agar kekayaan alam Kalsel yang luar biasa sesuai amanah UU bisa dinikmati untuk kemakmuran rakyat. Jangan sampai melihat lagi rakyat hanya jadi obyek dari bisnis yang seharusnya mereka nikmati. Mereka tak melihat ke mana kekayaan Kalsel, karena hukum tak tegak dan kepemimpinan yang amanah,” katanya.
Denny juga mengajak sama-sama berhijrah melalui Pemilu untuk hadirkan amanah dan keadilan. “Kita buktikan bisa hadirkan pemilu yang jurdil dengan menolak politik uang, ” tegasnya.
Debat cagub Kalsel perdana yang mengangkat tema Hukum, Hak Asasi Manusia, Kebangsaan, Agraria, Politik, dan Pemerintahan itu dibagi dalam enam segmen.
Segmen pertama penyampaian visi dan misi masing-masing kandidat. Segmen kedua, ketiga dan keempat, para calon menjawab pertanyaan yang dirumuskan tim penyusun materi dan kemudian saling dikomentari masing-masing cagub.
Segmen kelima, kedua calon saling bertanya dan saling menanggapi jawabannya. Segmen keenam atau terakhir, kedua calon menyampaikan kalimat penutup.
Adapun tim penyusun materi debat dan pertanyaan, adalah para akademisi dari ULM dan Univeristas Padjadjaran, seperti Prof Dr Sarbaini, M.Pd. (FKIP ULM), Dr Ichsan Anwary SH MH (FH ULM), Dr Yulia Qamariyanti SH M.Hum (FH ULM), Mudiyati Rahmatunnisa MA.Ph.D (FISIP Unpad), Dr Mahyuni S.Sos.MA. (FISIP ULM), Dr Erlina MH (FH ULM), dan Lena Hanifah SH LLM, Ph.D (FH ULM).
Ketua KPU Kalsel Sarmuji mengatakan debat sesi pertama Pilgub yang digelar Rabu (4/11) sebagai amanat undang-undang.
“Harapannya momen ini dapat menyiarkan informasi tentang visi dan misi program paslon. Juga jadi pendidikan politik dengan harapan jadi wahana untuk mempertimbangan pilihan pada 9 Desember nanti,” katanya.
Debat Cagub yang berlangsung di gedung TVRI Kalsel Jalan Ahmad Yani Banjarmasin itu dikawal ketat aparat kepolisian. kkl/imn/dya