Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengandalkan konektivitas 4G untuk aktivitas internet kita melalui perangkat mobile. Koneksi 4G sendiri dirasa sudah cukup cepat untuk sehari-hari. Namun 4G akan segera diganti dengan yang jauh lebih cepat.
Dalam waktu dekat, 4G akan digantikan dengan teknologi baru yaitu 5G, jaringan baru super cepat yang akan mengubah dunia internet.
Melansir Tekno Liputan6.com, president Qualcomm Inc. Cristiano R. Amon dalam acara Snapdragon Tech Summit 2018 di Maui, Hawaii, Amerika Serikat, baru-baru ini menyebut jaringan 5G akan hadir lebih cepat dari yang diperkirakan.
Sejumlah pihak yang terlibat dalam pengembangan 5G awalnya menyebut teknologi ini baru akan siap meluncur pada 2020. Namun, Amon menegaskan, 2019 akan menjadi titik awal adopsi 5G di dunia.
5G di Indonesia
Bagaimana penerapan 5G di Indonesia ke depannya? Indonesia berencana membuka lelang pita frekuensi 5G dan merilis layanannya secara komersial pada 2022. Sebelum sampai pada 2022, ada sejumlah langkah yang direncanakan oleh pemerintah dan perusahaan telekomunikasi.
Diungkapkan Direktur Penataan Sumber Daya, Ditjen SDPPI Kemkominfo, Denny Setiawan, rencana implementasi 5G sudah disiapkan sejak 2017 dengan menggelar uji coba indoor pita frekuensi 15GHz oleh XL Axiata dan 72GHz oleh Telkomsel.
Kemudian, pada tahun ini kembali digelar uji coba oleh operator seluler yakni Telkomsel, XL Axiata, dan Indosat Ooredoo. Uji coba indoor dan outdoor pita frekuensi 28GHz digelar oleh Telkomsel saat Asian Games XVII.
Lalu, XL menggelar uji coba outdoor pada pita frekuensi yang sama. Indosaat Ooredoo melakukan pengujian yang sama pada Kamis (22/11/2018) melalui 3D Augmented Reality (AR).
“Pada tahun depan direncanakan akan dilakukan kembali uji coba pada pita frekuensi 26GHz dan pita lainnya yakni 3,5GHz,” kata Denny dalam acara uji coba 5G di kantor Indosat Ooredoo.
Pemerintah pada tahun depan juga akan menyusun dan mensosialisasikan draft kebijakan 5G, dengan fokus mendukung revolusi industri 4.0 dan ekonomi digital.
Finalisasi kebijakan dan regulasi untuk 5G, termasuk spektrum, model bisnis, dan Biaya Hak Penggunaan (BHP) diharapkan terjadi pada periode 2020-2021. Kemudian, juga akan dilakukan uji coba 5G menggunakan perangkat komersial dan mencoba use case berkaitan dengan manufaktur terkait revolusi industri 4.0.
“Kami akan menentukan pita frekuensi yang akan digunakan, harganya berapa, membangun small cell, serta bisnis model juga penting. Ini semua harus disiapkan dari spektrum hingga regulasinya,” ungkap Denny.
Setelah semua proses tersebut berlangsung, baru pemerintah bisa membuka lelang pita frekuensi 5G. Sejauh ini, ada tiga kandidat pita frekuensi yang kerap disebut akan menjadi pilihan Indonesia, yakni 3,5GHz, 26GHZ, dan 28GHz.
Peluncuran layanan broadband berbasis 5G, yakni mobile dan fixed broadband, diprediksi akan dilakukan pada 2022. Namun, Denny tidak menutup kemungkinan waktu peluncuran bisa lebih cepat.
“2022 mungkin baru bisa dirilis, tapi kalau harmonisasi berjalan baik mungkin bisa lebih cepat,” tuturnya.
Meski kita masih akan baru menikmati 5G pada 2022 mendatang, sejumlah negara lain sudah lebih maju. Korea Selatan dan Amerika Serikat, adalah contohnya. Keduanya bahkan segera merilis 5G secara komersial pada periode 2018-2019.
Sumber: Liputan6.com