Sejumlah Motoris Kehilangan Mata Pencahrian, Ditutup Karena Tidak Gabung di Koperasi

by baritopost.co.id
0 comments 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Menyusul ditutupnya dermaga kelotok wisata di dermaga Menara Pandang kemarin. Memaksa wisata sungai yang menjadi andalan kota seribu sungai terhenti total.

Hal itu terjadi meski dermaga kelotok wisata di Banjarmasin ada tiga titik, namun mogoknya operasional kelotok sebagai bentuk solidaritas antar sesama anggota kelotok.

Amang Dian salah satu anggota kelotok di Menara Pandang mengatakan tegas bila dermaga dan operasional pihaknya ditutup oleh Dishub Kota Banjarmasin, maka ia meminta anggota kelotok lainnya turut merasakan apa yang ia rasa.

“Bila kami tutup yang disana harus tutup juga. jangan sampai ada yang berani beroperasi. kita sesama anggota kelotok paham pahamai,” katanya dengan nada sedikit tinggi, Selasa (20/8).

Dian dan rekannya yang saat itu setia berada di dermaga berharap banyak masalah penutupan operasional bisa dikembalikan seperti biasanya. Karena itu baginya, sumber pendapatan sehari-hari hanya mengharapkan dari kelotok.

“Ini semua gara gara koperasi kami ditutup dishub dan tidak bisa mencari nafkah lagi untuk keluarga. 100 ribu perhari kami dapat, sekarang kami makan apa,” tuturnya.

Sisi lain, pengakuan dari anggota kelotok lainnya akibat penutupan dermaga sementara penghasilan tidak ada ada yang terpaksa ngutang untuk bertahan hidup.

Sebelumnya, Ketua komunitas motoris kelotok di dermaga Menara Pandang, Burhan menyesalkan tindakan Dinas Perhubungan yang langsung mencabut izin dan menutup dermaga Menara Pandang.

Padahal menurutnya, posisi dermaga dan aktivitas pihaknya dalam rangka mendukung pariwsata sungai mendapat izin dari Pemko Banjarmasin. Buktinya, hingga sekarang dan sudah berjalan empat tahun paguyubannya tidak ada masalah apalagi hingga dicabut izin operasionalnya.

“Kami sudah empat tahun disini dan baru ini dipermasalahkan, ada apa ini,” tuturnya.

Kemudian, ada juga persoalan pihaknya yang dituding enggan bergabung bersama Koperasi Maju Karya Bersama (MKB). Burhan mengaku beberapa kali sudah berusaha mencoba bergabung dengan koperasi Maju Karya Bersama, namun tidak memiliki kesepakatan saat diadakan pertemuan dalam berbagai kesempatan.

“Kami sudah mencoba masuk bergabung, namun tidak mendapat kesepakatan dengan pihak koperasi, sehingga diterbitkanlah surat dari Disbudpar pertanggal 13 Agustus bahwa kami disarankan untuk membuat koperasi tersendiri, dan kami masih dalam tahap membuat sendiri koperasi ini,” katanya.

Sementara disisi lain, pelancong dari Bandung, Mujahid, mengaku kesulitan mencari kelotok wisata, padahal kedatangannya dengan membawa rombongan keluarga ke Banjarmasin hanya ingin merasakan wisata susur sungai. Karena dermaga ditutup, ya kami terpaksa membatalkan untuk berwisata.

Hamdani

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment