*Pejabat Taat Prokes yang Budayakan Berolahraga Sepeda di Area Kantor
Perawakannya tegap dan murah senyum. Meski mengenakan masker, garis (gurat) tawa di kedua sisi matanya menjadi tanda bahwa yang empunya sedang tersenyum.
Itulah Zulkipli, pria kelahiran 27 Agustus, 57 tahun lalu itu tetap terlihat bugar dan bersemangat memimpin sekitar hampir 40 staf di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Kalsel.
Di masa pandemi saat ini, kebijakan dan keteladanan Zulkipli sebagai pimpinan dan pejabat publik sangat diperlukan dan menjadi inspirasi bagi jajaran dan masyarakat.
Khususnya memberikan contoh kepatuhan melaksanakan protokol kesehatan (prokes) untuk pencegahan penularan Covid-19 .
Dengan kata lain, jangan sampai terjadi klaster perkantoran untuk kedua kali di instansi-nya yang pernah terjadi pada pertengahan tahun 2020 lalu.
“Saat itu saya terapkan kebijakan 25 persen WFO (work from office,red), pegawai yang lain bekerja dari rumah. Itu terjadi ketika kasus Covid sedang tinggi-tingginya dan ada puluhan yang terpapar,” ujar Zulkipli, mengawali perbincangan di kantor DPMD Provinsi Kalsel, Selasa (2/11/2021) pagi.
Staf yang terdeteksi positif Corona ada yang menjabat sekretaris dinas, kepala bidang, kepala seksi, bahkan pegawai kontrak dan staf yang sedang hamil terpaksa harus menjalani karantina di fasilitas milik Pemprov Kalsel sampai dinyatakan sembuh.
Tidak bisa dipungkiri, selama penerapan kehadiran WFO 25 persen, beberapa pekerjaan terhambat, misalnya menandatangani surat.
“Tetapi kondisi pandemi ini ada hikmahnya. Kita jadi lebih menguasai teknologi karena semuanya dilakukan secara daring, termasuk memberi tandatangan surat atau berkas yang dapat dilakukan secara elektronik. Artinya, ada kebiasaan atau pola baru yang memicu kita untuk bertahan dan menjadi lebih kreatif,” jelas ketua Ikatan Alumni Lemhanas (IKAL) Kalsel itu.
Di ruangannya sendiri, yakni di meja kerja, Zulkipli yang pernah menjadi kabag protokol Setdaprov Kalsel itu memasang sekat pembatas bening dari aklirik seperti lazimnya meja pelayanan atau kasir minimarket.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk saling melindungi antara dirinya dan staf atau tamu ketika berbicara tatap muka.
Untuk menjaga kebugaran, Zulkipli semakin rajin berolahraga di masa pandemi ini.
Zulkipli juga senang bermain tenis. (foto: ist)Selain bersepeda statis di rumah dan bermain tenis di komplek perumahannya, beberapa bulan lalu, dirinya juga membeli sepeda baru. Sepeda itu ditaruh di ruangan kantor.
“Supaya imunitas kita kuat dan bertambah, berdasarkan literatur yang saya baca, maka tiap pagi harus olahraga. Untuk yang berusia 50 tahun lebih seperti saya, maka saya memilih bersepeda, tidak mungkin atletik. Jadi biasanya saya bersepeda statis hampir satu jam lamanya. Kalau di kantor, saya bersepeda keliling area hampir tiap hari ketika kasus Covid mencapai puncaknya. Sekarang bersepeda di kantor setiap Jumat saja. Kalau hari libur, olahraganya di rumah, bisa tenis meja, treatmill dan lain-lain, 30 menit pasti sudah keluar keringat,” urai Zulkipli yang beberapa tahun lalu menjabat kepala biro ekonomi Setdaprov Kalsel itu.
Meski saat ini angka Covid mulai membaik, dan telah menerapkan 100 persen WFO, Zulkipli tetap mengingatkan jajarannya untuk tidak kendor protokol kesehatan. Caranya dengan tetap menyediakan wadah cuci tangan, sabun dan hand sanitizer, termasuk memasang banner atau selebaran di beberapa sudut kantor berisi pesan pentingnya prokes.
“Kita mengingatkan kembali, agar menjalankan prokes seperti cuci tangan, pakai masker dan sebagainya, meski kasus Covid sudah melandai dan PPKM sudah level dua,” tegas Zulkipli yang meraih gelar magister pertanian dari Institut Pertanian Bogor itu.
(Penulis : Cynthia)