Banjarmasin, BARITO – Sekitar 200 warga yang menjadi pemulung menggantungkan mata pencariannya di Tempat Penampungan Akhir (TPA) Basirih, Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Rabu (14/6/2020). Letak TPA yang berada di ujung kota dan jauh dari permukiman penduduk itu setiap harinya menerima sebanyak 360 Ton sampah.
Sementara di saat pandemi atau wabah virus Corona alias Covid-19 ini, TPA Basirih memang ada mengalami penurunan, namun tidak banyak. “Untuk penurunan sampah sekitar 30an Ton, atau sekitar 330 saja yang datang, kebanyakan sampah dari rumah tangga menurun,”beber Kepala UPT TPA Basirih, Danang.
Dia menambahkan, TPA ini memiliki luasan tanah sebanyak 39,5 hektare dan sudah 20 tahun lebih sebelum adanya Jalan Gubernur Subarjo dibangun. Selain sampah dari Banjarmasin juga ada sampah dari luar, namun pihaknya meminta agar sampah diahcnur dulu. “Jumlahnya sekitar 5 Ton sehari,”terangnya.
Dulunya puluhan lahan itu sebagai lahan pertanian, kemudian tanahnya dibeli pemerintah untuk mengatasi pengelolaan sampah. “Untuk pengelolaan sampah, kami dulu pernah membuat gas metan dan kompos diserahkan kepada warga sekitar. Namun informasinya gas metan sudah rusak dan akan dibangun lagi untuk dikelola kembali oleh warga,”sebutnya.
Kini sekitar 20 hektare sudah menjadi tumpukan sampah, sementara setiap hari TPA menerima sampah rumah tangga dari TPS di Kota Banjarmasin. sedangkan di situ sudah ada lima pengepul yang siap mengirim ke Jawa.
Semua pemulung kebanyak mengambil sampah plastik dan botol plastik yang tidak bisa membusuk, untuk dijual kembali. “Di TPA ini ada sekitar 200 pemulung setiap hari siang malam memunggut sampah plastik dan botol plastic, dengan menjual keuntung sehari dapat sekitar 20 ribu lebih,”sebut Danang.
Sementara semua sampah yang ada diangkut dari TPS dibawa sebanyak 70 armada dumtruk. Kemudian beberapa unit eksavator memadatkan tumpukan sampah yang datang.
“Pemulung di sini bersyukur tidak jauh dalam menjual botol plastik, sebab di dalam TPA itu ada lima pengepul plastik yang siap membeli botol plastik,”ujarnya.
Danang menambahkan, setiap tahun terjadi musim buah, maka volume sampah mengalami peningkatan sangat drastic sampai 400 Ton. Sedangkan beberapa pemulung, kebanyakan mengais botol plastik yang baru diturunkan oleh dumtruk diantara sampah buah tersebut.
Penulis : Arsuma