Marabahan, BARITOPOST.CO.ID – Kasus stunting (gagal tumbuh anak) di Kabupaten Barito Kuala (Batola) disikapi serius oleh pemkab setempat. Pun berbagai intervensi penurunan dan pencegahan stunting terus dilakukan intens.
Dan terbaru, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang juga sekda Batola, H Zulkipli Yadi Noor, dan sejumlah anggota lainnya turun langsung serentak ke 9 kecamatan yang angka capaian penimbangan dan pengukurannya masih dibawah 95 persen.
Di Kecamatan Tabukan desa Karya Makmur, satu dari sembilan kecamatan yang dilaksanakan intervensi serentak, Zulkipli hadir langsung memantau proses penimbangan dan pengukuran balita.
Didampingi Camat Tabukan, Kapolsek, anggota TNI, Kepala Puskesmas, Kades dan tim Satgas Kabupaten, aparatur gabungan itu melakukan sweeping (melintasi area) langsung door to door (dari pintu ke pintu) itu berlangsung lancar. Zulkipli mengaku bersyukur dari 11 desa dan 6 RT pelaksanaan sweeping mendapatkan respon yang baik dari orang tua balita.
Penimbangan yang dilakukan pada anak untuk memantau perkembangan dan pertumbuhan merupakan salah satu strategi pemerintah untuk melihat prevalensi stunting. Diantaranya termasuk penginputan data anak menggunakan Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (E-PPGBM) oleh Pemkab Barito Kuala.
“Memang permasalahan banyak terkait kenapa orang tua enggan datang ke posyandu. Ada yang dilarang suami, anak yang dipelihara oleh neneknya, pertimbangan jarak, dan berbagai alasan orang tua yang tidak membawa anaknya ke posyandu,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan, secara umum respon warga cukup bagus. Dan pihaknya berharap cakupan pengukuran balita di kabupaten Barito Kuala itu sesuai target 95 persen.
“Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut serta ikut juga membantu proses sweeping ini,” ungkap Zulkipli Ketua TPPS Barito Kuala. (Adv Diskominfo/Wke)
Follow Google News Barito Post dan Ikuti Beritanya