Status Siaga Darurat di Kalsel Dicabut

Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor turut melakukan pemadaman api di kawasan Guntung Damar Kota Banjarbaru yang merupakan kawasan vital karena berdekatan dengan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru. (foto ist/brt)

Banjarbaru, BARITO – Kepala Pelaksana Badan Peanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi KAlimantan Selatan BPBD Kalsel, Wahyuddin menyebutkan, hasil evaluasi yang dilakukan, penanggulangan kebakaran hutandan lahan (Karhutla) di provinsi ini terbilang berhasil.

Hal itu ujarnya, berdasarkan data bahwa Kalsel berada di peringkat ke enam daerah terkena karhutla di Indonesia. Jauh di bawah jumlah karhutla di Provinsi Riau dan Jambi.

Itu pula sebabnya lanjut Wahyuddin, sejumlah unit helikopter yang digunakan untuk penyiraman air dari udara (water bombing), sudah ditarik semua karena dianggap bisa dilakukan penanganan sendiri. Sedangkan di Jambi dan Riau,masih dioperasionalkan dan status siaga darurat di wilayah itu diperpanjang.

“Siaga Darurat kita (di Kalsel,red) sudah berakhir tanggal 31 Oktober ini,” jelasnya di Banjarbaru, Senin (28/10).
Disebutkan, dari enam daerah yang jadi perhatian pemerintah pusat dalam penanggulangan karhutla, tertinggi adalah Provinsi Riau, disusul Sumatera Selatan, Jami, Kalimantan Barat, dan Kaliamantan Tengah.

“Kita berada di posisi terakhir dan begitu juga tahun-tahun sebelumnya,” ujar Ujud, sapaan Wahyuddin.
Pernyataan Ujud sekaligus membantah pemberitaan yang menyebutkan kejadian karhuta di Kalsel melampaui Riau.
Disebutkan, data Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) pada 19 Oktober 2019 tercatat 19.490 hektar luas wilayah yang terbakar di Kalsel, sedangkan Provinsi Riau mencapai 49.266 hektar.

“Data itu (yang diberitakan,red) benar, tapi waktunya beda jauh, tidak sama, jadi ada kesalahan perbandingan,” jelasnya.

Dikatakan lagi, data yang disebutkan itu pun ujarnya, merupakan data satelit yang merekam semua titik panas di wilayah Kalsel, termasuk batu bara terbakar atau titik panas lain yang bukan kebakaran lahan.

“Kalau data riil yang dipadamkan di lapangan, pakai data BPBD (lebih sedikit,red). Yang dikirim ke bapak Jokowi itu adalah data satelit, tapi meskipun begitu, Kalsel tetap nomor enam,” jelasnya.

Disebutkan juga, cuaca di Wilayah Kalsel saat ini mengalami penurunan dan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ujarnya, sudah masuk musim penghujan, yaitu di dasarian bulan Oktober ini.“Sebenarnya tiap hari terjadi hujan di Kalsel, tetapi di wilayah Banjarbaru dan Banjarmasin jarang terjadi,” ujarnya.

Kendati mulai memasuki musim hujan, Tim Satuan Tugas Karhutla saat ini masih melakukan upaya pemadaman dan mengantisipasi meluasnya kobaran api di sejumlah titik. Pihaknya ujar Ujud, juga tengah berusaha mengantisipasi kebakaran susulan akibat tangan yang tak bertanggungjawab. Upaya itu dilakukan melalui pembasahan kawasan yang sudah terbakar sebelumnya.

Penulis: Salman

Related posts

Bawa Puluhan Gram Sabu,Dua Pemuda Disergap di Kawasan Pemurus Luar Banjarmasin

Amukan Api di Pelambuan Banjarmasin, 75 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Pastikan Keamanan Malam Misa Natal, Kapolda Kalsel dan Forkopimda Tinjau Sejumlah Gereja