Banjarmasin, BARITO – Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Sultan Adam Banjarmasin menyelenggarakan Yudisium Sarjana dan Magister Ilmu Hukum Semester Genap 2020/2021, Rabu (27/10/2021) di Hotel Rattan Inn.
Peserta yudisium berjumlah 137 terdiri dari 100 orang dari jenjang S1 dan 37 dari program magister atau S2.
Ketua STIH Sultan Adam Banjarmasin, DR H Abdul Halim Shahab dalam sambutannya menekankan pentingnya yudisium dalam sebuah kegiatan akademik.
Lantaran dalam suasana pandemi, maka kegiatan dilaksanakan dengan protokol kesehatan, diantaranya pemeriksaan suhu tubuh dan prosesi dilakukan tanpa bersalaman.
“Yudisium adalah tradisi dalam kegiatan kampus, merupakan pengukuhan dari kelulusan dari mahasiswa yang telah memenuhi syarat kelulusan pada satu program studi atau jurusan. Yudisium menjadi agenda rutin dan menjadi tanda bahwa saudara-saudari telah menyelesaikan pendidikan jenjang S1 maupun S2,” ujar Halim Shahab dalam kata sambutan.
Halim menekankan, sakralnya kegiatan yudisium diibaratkan ijab kabul dalam pernikahan. Sehingga yudisium lebih sakral dibandingkan wisuda yang diibaratkan sebagai resepsi perkawinan.
“Artinya, tanpa ijab kabul, pernikahan tidak sah. Demikian pula tanpa yudisium, maka wisuda tidak akan sah. Inilah arti penting dari kegiatan yudisium yang kita laksanakan pagi menjelang siang ini,” terang Halim yang berprofesi advokat itu.
Kepada para yudisiawan/yudisiawati, Abdul Halim berpesan agar tidak berhenti belajar. “Belajar bukan hanya dari dosen dan kampua, tetapi dari semua persoalan hidup dan ujian hidup untuk kesuksesan anda, serta jangan lupa mengasah soft skill,”cetusnya.
Untuk lulusan terbaik, ditetapkan 6 orang. Tiga dari program studi S1 Ilmu Hukum yakni Andre Rizky Akbari IPK 3,86 (terbaik I). Terbaik II Huzaifah Hasan IPK 3,79 dan Kisworo Dwi Cahyono IPK 3,76. Lulusan terbaik Magister Ilmu Hukum yakni Hendri Dyah Hestiningrum, Muhammad Arsyad dan Donna Desmirawati yang semuanya meraih IPK 3,95.
Salah satu lulusan dari progtam magister ilmu hukum, Imam Suryana menyampaikan rasa syukurnya karena dapat merampungkan pendidikan tepat waktu.
Imam yang merupakan Kasat Lantas Polres Balangan itu mengaku memang menghadapi tantangan berat selama menempuh pendidikannya. Hal itu karena Imam berdinas di Kabupaten Balangan. “Dengan manajemen waktu, kita berusaha menyelesaikan tugas kuliah dan melaksanakan urusan kedinasan. Kadang di sela pekerjaan di kantor, saya kerjakan tugas kuliah, bahkan ujian di kampus secara daring saya lakukan di kantor dengan pakaian dinas,” ucap Imam yang berencana melanjutkan ke program S3 itu.
Penulis: Cynthia