Suplai Solar Cukup dari Pertamina, Menteri ESDM Respon Sopir Truk di SPBU

by admin
0 comments 3 minutes read

Banjarmasin, BARITOPOST.CO.ID – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Arifin Tasrif meninjau pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Banjar, Kamis (7/4/2022). Mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang ini sempat berdialog beberapa menit dengan sopir truk di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) 63.706.01 Tambak Ulu Astambul Kabupaten Banjar.

Dalam pembicaraan tersebut, Menteri ESDM sempat mendapat informasi dari para sopir untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. “Memang kami mendapatkan BBM, ya lancar pak,” ujar Sugianto sopir truk yang sempat berbincang dengan Menteri Arifin Tasrif, kemudian mendapatkan bingkisan dari PT Pertamina.

Meski demikian, PT Pertamina memastikan suplai BBM sangat mencukupi. “Memang suplai BBM kita sangat mencukupi,” ujar petinggi pertamina saat dipanggil Menteri ESDM untuk menjelaskan kepada sopir truk tersebut.

Menteri ESDM Arifin Tasrif  didampingi Sekretaris Jenderal KESDM Ego Syahrial, Komite BPH Migas Basuki Trikora Putra, Direktur Gas Sentot Harjadi, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Dirut Pertamina Patra Niaga Alfian, Sekdar Prov Kalsel Roy Rizali Anwar, dan lainnya tersebut juga meninjau SPBU 64.706.01 di Danau Salak Kabupaten Banjar.

Arifin Tasrif memastikan telah merespon positif para sopir. “Tapi ada syarat juga untuk pengisian BBM. Ya, pengisian ditangki mobil jangan berlebihan,” tandasnya.

Pertamina

Dirut PT Pertamina Nicke Widyawat bersama Menteri ESDM Arifin Tasrif menyerahkan sembako kepada sopir di SPBU Astambul Kabupaten Banjar.

Ia menilai, PT Pertamina telah berusaha untuk memenuhi permintaan suplai BBM, apalagi ada kegiatan ekonomi yang meningkat. “Jadi suplai kendaraan yang memang berhak mendapatkan solar subsidi tetap dapat dipenuhi. Ya, solar subsidi jatahnya sudah ditentukan. Nah, seharusnya mereka yang tidak berhak mendapatkan solar subsidi, maka jangan mengambil solar subsidi,” harapnya.

Tingkat harganya dexlite Rp13.550 perliter dan biosolar subsidi Rp 5.150 per liter, memiliki  selisi lebih Rp8 ribuan. “Akibatnya masyarakat banyak yang beralir ke solar subsidi, sehingga permintaan meningkat. Ya,  saya kira masyarakat yang mampu dengan kategori mampu dapat menggunakan dexlite atau solar nonsubsidi,” tambah mantan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia ini.

Dampaknya, jelas Arifin Tasrif, solar subsidi betul-betul tepat sasaran. “Saat ini saja harga minyak dunia meningkat, tapi suplainya kurang, karena ada konfik Rusia dan Ukraina. Nah, minyak Rusia diembargo yang menimbulkan ketidakseimbangan suplai. Harga tinggi dan sulit didapat,” ungkapnya.

Terkait ketersediaan BBM pada Ramadhan 1443 Hijriyah ini, Ia menyatakan, telah menyiapkan pasokan BBM yang cukup. “Insya Allah cukup sampai Idul Fitri, dan suplai kita penuhi. Ya, tahun ini kita tambah suplai secara keseluruhan 10 persen,” paparnya.

Bahkan pola subsidi diupayakan. “Tapi kita minta subsidi ini agar tidak bocor. Kalau minyak mentah rata-rata 100 dolar, maka subsidi mencapai Rp300 triliun,” sebutnya.

Sementara itu, Direktur PT Borneo Anugrah Insanindo (SPBU 63.706.01) Muhammad Asyadi mengatakan kouta di SPBU 63.706.01 mencapai 5,6 KL perhari. “Jadi penyaluran biosolar sangat lancar dan terdigitalisasi. Tapi waktu kita distribusi antara 6-7 jam ludes solar,” ucapnya.

Untuk itu, Ia pun menyesuaikan dengan distribusi, tentu pihaknya membatasi pembelian solar. “Apalagi kouta kami sudah diatur BPH Migas dan Pertamina. Ya pasti ada penambahan volume pemakai biosolar dari masyarakat, dengan selisih harga terlalu jauh Rp8 ribuan itu antara solar subsidi dan non subsidi,” imbuhnya.

Penulis : Afdi

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar