Sutarto Optimistis Program “Satu Guru Besar Satu Prodi” Tercapai

Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr H Sutarto Hadi mengukuhkan tiga guru besar dalam sidang terbuka senat, di aula Rektorat ULM, Rabu (16/9) di Banjarmasin. Prosesi pengukuhan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. (foto ist/brt)

Banjarmasin, BARITO – Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr H Sutarto Hadi optimistis bisa meraih target menempatkan minimal  satu guru besar di semua program studi. Meskipun diakuinya, cukup berat melakukan hal itu lantaran persayaratan menjadi guru besar tidaklah mudah.

“Tapi kita yakin bisa mencapai itu, apalagi sekarang ada 310 dosen di ULM yang telah menyandang jabatan Lektor Kepala. Artinya, tinggal selangkah lagi menuju profesor,” ujar Sutarto di Banjarmasin, Rabu (16/9) usai pengukuhan tiga guru besar dalam sidang terbuka senat.

Beberapa prodi yang belum terdapat guru besar ujarnya, disebabkan tergolong baru dan para dosennya masih muda. Karenanya, beberapa dosen dilakukan lompatan jabatan sesuai ketentuan agar persyaratan menjadi profesor tercapai.

Sutarto mengungkapkan, saat ini ada 57 guru besar aktif di ULM dan terakhir ditambah tiga orang lagi yakni Prof Dr H Djumadi dari Fakultas Hukum, Prof Rodiansono dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) dan Prof Dr Chairul Irawan dari Fakultas Teknik.

Ia pun berharap, para guru besar yang ada menjadi motivator dosen-dosen lainnya  dan membimbing dosen-dosenmuda untuk berkarya terus. Kemampuan mereka bisa dikembanghkan dengan berkolaborasi dalam berbagai riset.

Sutarto juga mengutarakan, meski dalam kondisi pandemi covid-19, upaya mencetak guru besar tidak terhalang. Terbukti, tahun ini,  tujuh orang dikukuhkan sebagai profesor.

“Jadi sejak pandemi saja ada penambahan tujuh orang guru besar. Sedangkan jika ditotal mulai awal tahun 2020 ada sembilan orang,” katanya.

Sutarto sangat bersyukur akademisi ULM masih bisa produktif hingga berhasil meraih puncak karie tertinggi di perguruan tinggi yaitu guru besar. Padahal jika dibanding tahun 2019, perguruan tinggi negeri terbesar di Kalimantan Selatan dengan akreditasi A itu hanya mencetak tujuh profesor dengan torehan total 49 guru besar aktif.

Penulis: Salman

Related posts

HPN 2025 Mengusung Ketahanan Pangan dan Bahaya Penumpang Gelap Jurnalistik

Temui Gubernur, PWI Laporkan Rencana Kehadiran Presiden Prabowo pada HPN 2025

Korem Siapkan 4000 Personel Amankan Kedatangan Presiden