Tabalong Perlu Dukungan Penuh Pemprov Kalsel Jadi Penyangga Ibu Kota Negara

by baritopost.co.id
0 comments 5 minutes read

Tanjung, BARITO – Kabupaten Tabalong semakin berbenah diri sebagai daerah penyangga ibu kota negara (IKN).

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo telah menunjuk Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur sebagai ibu kota negara baru.

Dengan kondisi tersebut, Kabupaten Tabalong membutuhkan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel untuk semakin berbenah dan siap sebagai daerah penyangga IKN yang baru.

Hal itu diungkapkan Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani ketika menerima kunjungan Press Room Pemprov Kalsel di Pendopo Bupati Tabalong, Kamis (28/10/2021) malam.

Menurut Bupati Tabalong, visi Pemprov Kalsel yakni “Kalsel Mapan” atau Kalsel Mandiri dan Terdepan terkait erat dengan cita-cita Kabupaten Tabalong.

“Kata-kata Terdepan -nya kami ambil. Jadi kami ingin mewujudkan Tabalong Terdepan. Mohon dukungan Pemprov Kalsel, karena jika lebih banyak mengarahkan kegiatan dan waktu di Tabalong, maka saya pastikan hal itu tidak keliru. Karena jujur saja, masa depan Kalsel ada di Tabalong,” tegasnya pada pertemuan yang dihadiri Staf Ahli Gubernur Kalsel Bidang Ekonomi Pembangunan, Farid Fakhmansyah, Kepala Dinas Perindustrian Mahyuni, Bappeda, Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov Kalsel, ketua PWI Kalsel dan ketua PWI Tabalong.

Keseriusan Pemkab Tabalong menjadikan wilayahnya sebagai yang terdepan atau teras dari IKN baru dapat terlihat dari upaya pemerintah dan masyarakatnya yang terbuka dengan tamu dan investor dari luar Tabalong.

Diantaranya adalah menggarap kawasan industri Seradang seluas 3.000 hektare di Desa Seradang.

“Kegiatan industri untuk menunjang keberadaan ibukota baru ini salah satunya ada di Kabupaten Tabalong bukan di Kaltim. Rencana detil tata ruang diperdakan dan Kamis ini kami diundang pemerintah pusat untuk paparan tentang rencana detil tata ruang Kota Tanjung dan ini adalah untuk pertama kali,” ujarnya.

Persiapan lainnya adalah rencana pembangunan jalan tol. Hal ini menurut bupati membutuhkan dukungan Pemprov Kalsel untuk merealisasikannya.

Jika jalan tol telah terbangun, maka jarak dari Tanjung ke Penajam yang saat ini memakan waktu sekitar 4 jam dapat dipangkas menjadi  2 jam.

Sedangkan untuk jalur udara, Pemkab Tabalong juga telah siap dengan rencana pembangunan bandara.

“Ada lahan 100 hektar di Desa Kambitin yang kami jatahkan untuk pembangunan bandara, karena nanti pasti akan dibutuhkan sekali. Bandara yang ada, yang milik PT Pertamina dengan runway 1.400 meter , sementara untuk bisa didarati pesawat berbadan lebar, perlu landasan pacu minimal 2.400 meter, maka kami cadangkan lahan 100 hektar itu,” jelas Anang Syakhfiani.

Sedangkan Bandara Warukin, maka akan kembali dibuka pada awal Desember yang bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Tabalong.

Terkait hal itu, pihaknya telah membahasnya dengan Pelita Air Service yang nantinya akan dibuka jalur Balikpapan-Tanjung-Surabaya dan Surabaya-Tanjung-Balikpapan. Rute kedua adalah Tanjung-Jakarta dengan pendaratan di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.

Lebih lanjut, untuk menyediakan kebutuhan pangan, akan dibangun  pasar agribisnis di Desa Kembang Kuning, Kecamatan Haruai.

Sehingga nanti, akan dijumpai beras dari Kabupaten Batola di pasar tersebut disamping komoditi dari kabupaten lainnya.

“Kami sudah bekerjasama dengan Pemkab Batola terkait hal itu. Jadi artinya, beras siam anjir, begitu masuk Tabalong tidak kami namai beras tanjung. Hal itu karena pasar agribisnis ini menjadi outlet pertanian Kalsel,  bukan hanya pasar untuk Tabalong ,”tegasnya.

Terkait kearifan lokal, akan dibangun jalan sepanjang 4 kilometer lebar 32 meter dari simpang 4 Islamic Center ke arah selatan. Di sepanjang jalan akan ditanami dengan pohon buah-buahan lokal misalnya langsat, rambutan dan sebagainya dan dilarang ada bangunan di kawasan itu.

Mendengar pernyataan bupati, Staf ahli Gubernur Kalsel, Farid Fakhmansyah mengatakan bahwa kesiapan Pemkab Tabalong sebagai penyangga IKN sejalan dengan kebijakan Gubernur Kalsel yang menyiapkan Kalsel sebagai daerah penyangga pangan.

Teks foto: Air Terjun Lano, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong(ist)

Potensi Perkebunan dan Wisata 

Dalam pertemuan Press Room Pemprov Kalsel dengan Bappeda Kabupaten Tabalong, Jum’at (29/10/2021) pagi, Kepala Bappeda Tabalong, Muhammad Noor Rifani mengungkapkan, penyusunan master plan Kawasan Peruntukan Industri (KPI) Seradang sedang dirampungkan.

Selanjutnya dokumen studi kelayakan dan analisis dampak lingkungan akan dibuat pada tahun 2022.

Pihaknya menargetkan, tahun 2024 sudah dapat ditawarkan kepada investor dalam dan luar negeri untuk  pengembangan kawasan, sehingga perekonomian masyarakat semakin meningkat.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Kalsel, Mahyuni menyebut, kawasan industri Seradang termasuk diantara  7 kawasan prioritas yang masuk dalam rencana induk pembangunan industri.

Mahyuni melihat, Pemkab Tabalong dapat memanfaatkan potensi di Desa Seradang untuk menarik investor. Mahyuni juga menyarankan agar Pemkab Tabalong menjajaki kerjasama dengan PT Conch South Kalimantan yang beroperasi di daerah tersebut.

“Bisa coba dikomunikasikan dengan PT. Conch tentang kemungkinan mereka berminat menjadi  pengelola kawasan, termasuk untuk para investor lainnya,” urainya.

Mahyuni memastikan, Pemprov Kalsel  mendukung kabupaten/kota mengembangkan kawasan industrinya.

“Kita akan lihat progres perkembangan kawasan industrinya, akan ada anggaran dari pemprov untuk mendukungnya. Contohnya Kawasan Ekonomi khusus Mekar Putih yang rencana studi kelayakannya dilaksanakan oleh Pemprov Kalsel,” cetus Mahyuni.

Potensi Perkebunan dan Wisata
Lebih jauh Kepala Bappeda Tabalong memaparkan, potensi Kabupaten Tabalong juga mencakup perkebunan dan wisata. Komoditas  unggulan di Kabupaten Tabalong misalnya kakao, karet dan kelapa sawit. Sedangkan di sektor pariwisata ada wisata Air Terjun Lano di Desa Lano dan Goa Liang Tapah di Desa Geragata di Kecamatan Jaro.
Untuk kawasan Air Terjun Lano seluas 1.005 hektar, awalnya berstatus hutan lindung. Menurut Sekretaris Pokdarwis  Nagarawi Jamin Effendi, untuk mengelola kawasan itu, pihaknya mengajukan status lembaga pengelola hutan desa atau LPHD ke Disnas Kehutanan Provinsi Kalsel. Setelah mengantongi izin, maka kawasan itu dapat dikelola masyarakat selama 35 tahun.

Sebelum pandemi Covid, keuntungan bisa mencapai Rp 100 juta per tahun.

“Rata-rata kunjungan bisa mencapai 20 ribu orang setiap tahun dan pendapatan yang kami peroleh  sekitar Rp 100 juta. Agar bisa lebih berkembang, kami berharap bantuan dari pemerintah dan KPH Tabalong , termasuk dalam hal dukungan untuk pengembangan usaha hasil hutan bukan kayu,”

ujarnya ketika menerima kunjungan Press Room Pemprov Kalsel, Kamis (28/10/2021) sore.

Ketika terjadi pandemi, sektor pariwisata turut terdampak dan lokasi ini sempat ditutup untuk umum. Kini, Air Terjun Lano yang memiliki fasilitas pendopo, balai rakyat, jembatan dan toilet itu kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan. Beberapa wisatawan mulai datang meski tidak seramai dulu.

Penulis: Cynthia

 

Baca Artikel Lainnya

Leave a Comment