Banjarbaru, BARITOPOST.CO.ID – Di bawah langit malam yang cerah, Lapangan Cairo di kawasan Loktabat Utara, Banjarbaru, menjelma lautan manusia, Jumat (6/9/2024) malam.
Ribuan jemaah, dari anak-anak hingga orang tua, berkumpul dalam rangka menghadiri tablig akbar yang diselenggarakan oleh Yayasan Abdul Aziz Halaby. Sebuah acara akbar yang terasa seperti festival, tetapi tetap khusyuk dalam balutan syiar keislaman.
Kehadiran Ustaz Abdul Somad (UAS), menjadi magnet utama bagi jemaah. Sebelum acara dimulai, pada pukul 20.00 Wita, jemaah mulai berdatangan, memenuhi setiap sudut lapangan seluas setengah hektare. Seiring berjalannya waktu, jumlah jemaah semakin bertambah, hingga tak ada lagi celah yang tersisa.
UAS membuka ceramahnya dengan humornya yang khas. Dia memberi contoh soal ketetapan Allah, semisal jodoh, rejeki, hingga maut.
“Nikah adalah ibadah. Mudah – mudahan yang belum ada jodoh cepat ketemu jodohnya, tapi jika beda keyakinan? saya yakin dia ga yakin?,” ujarnya, mengundang tawa ribuan jemaah yang hadir.
Ceramahnya yang ringan namun sarat makna, terus mengalir menciptakan suasana hangat di tengah lantunan selawat yang diikuti lambaian tangan jemaah. Lampu flash yang menyala daribpara jemaah makin membuat suasana semarak.
“Mudah – mudahan semuanya mendapat syafaat Rasulullah. Ingat, langkah, rejeki, maut, jodoh, pertemuan, itu sudah ditetapkan. Langkah saya ke kota Banjarbaru adalah ketetapan Allah. Tidak ada yang bisa menghalangi. Tidak Ada yang bisa mengganggu. Hanya Allah. dan ini adalah tauhid,” kata UAS yang diamini jemaah.
Namun, bukan UAS namanya jika tak mampu menyelipkan kembali tawa di sela-sela dakwahnya yang penuh hikmah.
Sebelum mengakhiri ceramahnya, da’i populer Indonesia itu menyampaikan jika ibadah terbesar seorang manusia adalah menjadi pemimpin. Dia kemudian membacakan sebait pantun berisi dukungan untuk calon wali kota Banjarbaru Hj. Erna Lisa Halaby.
“Kalau nikah hanya bapak dan ibu yang beribadah, kalau ceramah hanya saya yang beribadah. Maka yang paling besar ibadahnya, adalah pemimpin yang soleh, dengan tandatangannya, bisa mendirikan islamic center, bisa membangun masjid, mendirikan TPA untuk TK,SD, SMP, SMA,” ujarnya.
“Kalau pergi ke pasar selasa, jangan lupa membeli kain. Sudah ada Ibu Lisa, jangan lagi pilih yang lain,” sambungnya, membacakan pantun.
Ia menitipkan pesan kepada Lisa Halaby, jika terpilih menjadi Wali Kota agar dapat mewujudkan isi dari ceramahnya. Seperti pembangunan islamic center, mendirikan sekolah Al Qur’an di semua jenjang pendidikan, memberangkatkan santri berprestasi ke Mesir dan Yaman, juga mensejahterakan guru agama, hingga para pengurus jenazah.
Meski menyatakan dukungan, UAS menekankan jika dirinya tak memiliki kepentingan politik. Niatnya tidak lain adalah buah amal jariyah melalui tausiyah.
“Bisa Bu Lisa? Insyaallah. Saya nggak ada kepentingan politik dan ekonomi, tapi kalau Bu Lisa terpilih dan pesan UAS terwujud, ada amal jariyah di sana. Amal itu tetap mengalir sampai akhirat. Kalau kau tolong agama Allah dengan tandatanganmu, maka akan mengalir amal itu ke kuburku,” ucap UAS tegas.
Sebab, kata dia, jabatan wali kota akan mubazir jika tidak digunakan untuk menegakkan agama.
“Mari kita berdoa supaya Bu Lisa dipilih sebagai wali kota Banjarbaru, beserta Bapak Wartono sebagai wakilnya. Usai dilantik, lalu mewujudkan ceramah UAS,” doanya.
Diselipkannya pula jawaban terkait pertanyaan terkait dibolehkannya perempuan menjadi pemimpin. UAS memberi contoh kasus pada zaman Raja Kisra.
“Kisra punya anak perempuan yang masih kecil, namanya Buran. Kisra mati, lalu anaknya dilantik. Lalu, nabi berkata, Persia tidak akan maju karena dipimpin anak perempuan kecil. Kata nabi, Persia tidak akan menang. Kita mengambil dalil itu,” jelasnya. “Namun, jabatan yang terbatas bisa dijabat oleh perempuan. Contohnya, yang menjadi pengawas kota Madinah adalah Ummu Syifa. Beliau diangkat Umar sebagai pengawas pasar Madinah, karena dinilai lebih pantas. Jadi dengan tausiyah UAS, isu-isu ini terjawab tidak?,” tanyanya yang dijawab serentak dengan “terjawab”.
Tak hanya UAS yang menjadi sorotan, di samping kanannya, sosok laki – laki bergamis putih dengan peci hitam, Wartono dan di samping kirinya, perempuan anggun bergaun mocca, Hj. Erna Lisa Halaby, ikut menarik perhatian.
Wartono merupakan Wakil Wali Kota Banjarbaru saat ini, dan Lisa Halaby sebagai Pemimpin Yayasan Abdul Aziz Halaby. Keduanya nampak bukan sekadar sebagai tuan rumah, tetapi juga simbol harapan baru bagi warga Kota Banjarbaru.
Wajah mereka kini kerap menghiasi baliho-baliho kota, dan malam ini kehadirannya nyata di hadapan para jemaah.
Di balik keramaian itu, ada Amalia yang mengaku sangat puas dengan tablig akbar ini. Selain mendapat ilmu, dia juga mengenal lebih dekat pasangan calon pemimpin Ibu Kota Kalsel.
“Beliau (Lisa-Wartono) cukup meyakinkan masyarakat, di mana mereka sudah sangat baik kepada masyarakat dan pantas maju. Harapannya kalau terpilih agar Banjarbaru lebih maju dan berkembang, utamanya pendidikan ilmu agamanya,” cetusnya sembari membuat tanda L dengan jari telunjuk dan ibu jarinya.
Selain dihadiri masyarakat, tabligh akbar yang dimulai dengan salat maghrib berjemaah ini juga dihadiri tokoh – tokoh penting, seperti para pimpinan partai pengusung paslon Lisa – Wartono, hingga pejabat Pemprov Kalsel seperti Sekda, Roy Rizali, dan Wakil Gubernur Kalsel, Muhidin.
Tak ketinggalan ratusan pedagang dadakan, dari penjual kacang hingga mainan anak-anak, turut meramaikan malam tersebut. Mereka, seperti halnya jemaah, menjadi bagian dari malam yang penuh kebahagiaan.
Penulis/Editor : */Mercurius