Para peserta kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Banjarbaru yang berlangsung 1 – 4 Nopember 2018 di Asrama Haji Emarkasi Haji Banjarmasin di Banjarbaru. Kegiatan yang bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta ini melibatkan 475 peserta dari berbagai kabupaten/kota se Kalsel. (foto salman/brt)
Banjarbaru, BARITO – Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banjarmasin terus melakukan inventarisir data juru mudi di Provinsi Kalimantan Selatan. Mereka akan diikutsetsakan dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan memberikan pemahaman dan pengetahuan dalam hal keselamatan melaut atau berlayar, baik di laut, sungai atau danau.
KSOP Kelas I Banjarmasin sudah menggelar dua kali kegiatan yang melibatkan lebih dari 789 orang juru mudi dan semuanya mendapat sertifikat dasar atau BST (Basic Sertificate Training), tepatnya pada
24 – 27 Oktober dan 1 – 4 Nopember di Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin di Banjarbaru.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banjarmasin, Bambang Gunawan di Banjarbaru MInggu (4/11) mengatakan, pihaknya menerima laporan masih cukuyp banyak juuru mudi yang belum mendapatkan kesempatan pelatihan ini yakni masyarakat di Kabupaten Kotabaru.
“Kita dapat laporan masih banyak yang belum ikut (di Kotabaru,red), nanti kita data dan kita undang di kegiatan berikutnya. Sampai akhir tahun pokoknya semua (juru mudi,red) memiliki serttifkat,” ujarnya usai menutup kegiatan yang bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, di Asrama Haji Jalan Ahmad Yani kilometer 27 itu.
Bambang menilai, kegiatan yang diikuti 475 orang ini,berjalan lancar dan peserta nampak antusias menerima materi pembelajaran dari narasumber. Hal itu ujarnya sebagai bukti keinginan masyarakat yang cukup besar untuk mendapat pengetahuan dan memahami bagaimana cara berlayar atau melaut yang benar.
Dia berharap, mereka yang sudah mengikuti program pelatihan, mampu memadamkan api saat kebakaran kapal, meningalkan kapal dengam baik, mengendalilan kapal dalam situasi apaun, dan bekerjasama menangai kondisi tidak terduga.
Sebelumnya KSOP menggelar acara yang sama untuk masyarakat,bekerjasama dengan Politeknik Pelayaran Surabaya, bagi 314 juru mudi kapal tradisional dan nelayan dari sejumlah kabupaten/kota se Kalsel.
“Kita akan berikan sebanyak-banyaknya. Kalau masih banyak yang belum diberi pelatihan ini, akan kita usulkan lagi,” ujarnya saat itu.
Dikatakan Bambang, pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan instruksi dari Kementerian Perhubungan kepada seluruh UPP/UPT Ditjen Perhubungan Laut di Indonesia untuk wajib memberikan pelatihan dan menginformasikan terkait aspek keselamatan pelayaran.
“Pelatihan dan sertifikasi sebagai upaya Pemerintah dalam rangka meminimalisasi terjadinya kecelakaan laut atau pelayaran termasuk danau dan sungai yang dalam beberapa waktu terakhir sering terjadi,” terangnya.
Kegiatan juga salah satu upaya Pemerintah membekali sumber daya manusia dengan pelatihan dan sertifikasi para jurumudi dan nelayan terkait keselamatan berlayar. “Semua juru mudi memang harus mengantongi sertifikat, nanti 2019 pemerintah akan memberlakukan aturan,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu peserta, Sareja mengaku senang mendapatkan berbagai ilmu dan pengalaman nara sumber dalam hal keselamatan kerja di luat ini. Dia yakin materi yang diberikan, akan berguna saat mereka menjalankan pekerjaan.
Pria asal Kabupaten Tapin yang bekerja di salah satu perusahaan tambang batu bara itu mengakui, selama ini prinsip penyelamatan yang mereka pegang bisa dibilang bersipat individual atau menyelamtkan diri masing-masing dari bahaya.
“Di sini kita diajari bagaimana menangani masalah berkelompok secara berkelompok, dandikenalkan alat-alat yang seharusnya tersedia,” ujarnya. slm