Marabahan, BARITO – Pepatah lawas “Tak ada rotan akar pun jadi”, sepertinya pas menggambarkan kondisi anak-anak di Marabahan, ibukota Kabupaten Barito Kuala (Batola). Karena ketiadaan arena kolam renang yang representatif, anak-anak akhirnya memanfaatkan ‘kolam taman’ di lokasi perkantoran Pemkab Batola menjadi tempat berenang.
Pemantauan wartawan baritopost.co.id, saban hari kerukan tanah di sekitar taman yang dipenuhi air hujan itu, dimanfaatkan anak-anak untuk bermain air dan berenang.
“Hampir setiap hari saya selalu membawa anak ke sini untuk mengajarinya berenang. Sayang, lama tak diguyur hujan lebat, airnya kini mulai surut. Tinggal sebatas dada orang dewasa. Artinya, sebentar lagi kolam tak bisa digunakan untuk berenang,” ujar Wardi.
Wardi tak sendiri mengajari anaknya berenang di kawasan tersebut. Ada beberapa warga lainnya, yang rajin mengajarinya anaknya belajar berenang di kolam taman atau persis bersebelahan dengan Lapangan Tenis Pemkab Batola di Jl. Sudirman Marabahan.
Wardi berharap, Pemkab Batola mulai memikirkan arena berenang yang representatif bagi warga Marabahan dan sekitarnya.
“Kalau menurut saya, sudah saatnya pemkab memikirkannya. Masa setingkat kabupaten tak punya kolam renang. Saya yakin, dengan tersedianya fasilitas yang cukup memadai, ke depannya akan melahirkan atlit-atlit potensial, khususnya cabang olahraga renang,” tandasnya.
Pelampung ban mobil bekas tampaknya jadi favorit anak-anak pemula saat belajar berenang. Rata-rata mereka seusia sekolah SD.
“Ulun (saya) kelas III, hampir saban hari belajar bakunyung (berenang) dengan Abah (ayah),” ujar Tiara, yang mengaku sekolah di SDN Ulu Benteng 2 Marabahan.
Gadis kecil berambut panjang ini mengaku, adiknya yang seolah TK kadang-kadang juga ikut belajar berenang. (Rudy)