Taktik “Sang Dewi” Dari Sekumpul Majukan Pariwisata di Era Pandemi

Dewi Restina berpose menampilkan salah satu produk kopi botolan dari Schumvul Coffee belum lama tadi. (foto:istimewa)

Oleh: Cynthia

Pandemi Covid-19 mengharuskan orang  beradaptasi untuk bisa terus bertahan menghadapi situasi perekonomian yang belum stabil ini.

Banyak bisnis yang kolaps dan terancam bangkrut karena kehilangan pemasukan lantaran pembatasan-pembatasan dari kebijakan pemerintah untuk menanggulangi Pandemi Covid-19.

Sektor yang sangat terdampak Pandemi Covid-19 adalah pariwisata.

Inilah yang juga dirasakan Dewi Restina. Dewi yang sebelum pandemi Covid-19 sukses menggarap usaha paket tur wisata dalam dan luar negeri mengaku tidak dapat menjalankan usahanya dengan lancar lantaran sepinya pembelian tiket dan pembatalan agenda perjalanan wisata.

Akhirnya panggilan jiwa entrepreneur membawanya ke bisnis minuman kopi dan makanan.

Bulan Juni 2021, Dewi resmi membuka “Schumvul Coffee”. Kafe yang semula merupakan halaman samping rumahnya itu mendapat sambutan positif dari masyarakat.

Setiap hari, pengunjung berdatangan dari berbagai lapisan menikmati suasana dan menu dengan kualitas premium.

Bahkan, Dewi mengaku banyak mendapat permintaan agar melengkapi kafenya dengan live music.

Terhadap hal itu, Dewi mengaku belum dapat memenuhinya saat sekarang. “Live music itu kan berpotensi mengundang kerumunan. Kami berkomitmen untuk mematuhi himbauan pemerintah untuk memutus rantai penularan Covid-19 melalui penerapan prokes (protokol kesehatan,red),” ujar Dewi yang ditemui di tempat usahanya, Rabu (7/7/2021).

Melalui media sosialnya, Dewi juga aktif mempromosikan kafe yang terletak di Jalan Sekumpul Nomor 53, Kecamatan Sekumpul,  Kota Martapura, Kabupaten Banjar itu.

“Saya ingin sekali meningkatkan kunjungan wisata di Kabupaten Banjar. Apalagi kawasan Sekumpul ini akan ditata dan dikembangkan oleh pemerintah, maka saya mendukungnya dengan mempersiapkan tempat makan dan bersantai yang sehat, bersih, enak, harga terjangkau, dan aman,” jelas anggota DPRD Kabupaten Banjar periode 2014-2019 itu.

Karena kebersihan merupakan faktor utama apalagi saat pandemi ini, maka Dewi memilih warna putih yang berarti suci sebagai warna dominan interior dan furniturenya.

Nama “Schumvul  Coffee” yang diambil dari nama kawasan tersebut ditulis dengan gaya kekinian bertujuan untuk lebih memperkenalkan Sekumpul secara lebih luas lagi.

Selama mengelola kafe, Dewi menerapkan beberapa aturan, diantaranya buka pukul 10.00 WITA dan tutup setiap Kamis malam.

Di depan, dipasang tulisan “Wajib Masker” , disediakan tempat cuci tangan di dekat pintu masuk dan samping kafe.

Selain itu, 2 botol hand sanitizer ada di meja kasir, pembayaran bisa melalui tunai dan non tunai, mengatur jarak tempat duduk, meja dan kursi dibersihkan sesering mungkin terutama setelah ditempati oleh pengunjung.

Dia menjamin, kebersihan makanan dan minuman di tempat usahanya. Dewi yang merupakan ketua DPC Ikatan Kartini Profesional Indonesia ( IKAPRI) Kabupaten Banjar itu menempatkan dirinya sebagai pengunjung, sehingga bahan yang disajikan kepada tamu berarti juga dinikmati oleh dirinya sendiri.

“Saya anggap sayalah yang lagi makan, jadi Insya Allah kebersihan hidangan disini terjaga,” tegas pengurus DPD Asosiasi Agen Perjalanan Wisata (ASITA) Provinsi Kalsel itu.

Selain menjalankan prokes, Dewi  mengutamakan kesehatan karyawannya. Jika ada yang sakit, maka harus beristirahat di rumah.

“Kemarin ada yang sakit flu, maka kami minta dia istirahat satu hari. Meski esok harinya karyawan yang sakit itu mengatakan sudah sembuh, tetapi kami minta istirahat sehari lagi agar benar-benar pulih. Kemudian sebelum kembali masuk, di rapid test antigen dengan hasil negatif, baru kerja lagi,” pungkas Dewi.*** (BARITOPOST.CO.ID)

Related posts

Mengatasi Stres dari Sumber yang Tidak Terduga

Menyambut Positif Pidato Prabowo, Menyoroti Mandiri Pangan & Energi

Dua Prahara di Kalsel Membuat Jargon Babussalam Dipertanyakan