‘Tari Manopeng’ Kesenian Khas Banyiur Ritual Undang Roh Halus

Banjarmasin, BARITO – Memakai topeng, kesurupan, suara gamelan dan menggunakan ritual khusus. Itu lah yang menjadi khas Tari Manopeng yang diselenggarakan tadi malam, Minggu (22/9) di Banyiur, Banjarmasin Barat.

Ada hal yang unik dari kesenian ini yakni yang menyelenggarakan hanya bisa dilakukan oleh ahli waris atau keluarga saja dan Manopeng telah diselenggarakan secara turun menurun hingga sekarang setiap bulan Muharram.

Warga sekitar Banyiur menganggap ritual itu sudah biasa, namun Manopeng selalu ditunggu-tunggu oleh warga sekitar maupun tamu undangan hingga wisatawan. Buktinya, penyelenggaraan ini selalu dipadati penonton, bahkan hingga memaksa menutup jalan raya sekitar pagelaran.

Yang ditunggu-tunggu dari Manopeng ini adalah aksi penari dadakan (penari kesurupan) yang datang disela gerumunan warga.

Juru Kunci atau Dalang ritual Manopeng, Basrin, menyatakan, Manopeng dijalankan sudah di keturunan ke lima atau telah berjalan sekitar 150 tahun. Bagi keluarga Basrin, Manopeng merupakan agenda wajib yang harus diselenggarakan, karena dengan cara itu ia dan semua keluarga bisa terkumpul. Selain itu, bila tidak diselenggarakan bahaya akan mengancam keluarga.

“Manopeng ini selalu kita jalankan tiap tahunnya, kalau tidak nanti ada yang dipingit atau ada salah satu keluarga ada yang terkena penyakit dan sebagainya,” ucapnya usai pementasan yang saat itu dihadiri Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina dan jajaran ASN Pemko Banjarmasin.

Basrin mengungkapkan, sebenarnya Manopeng dilaksanakan hanya dilingkungan keluarga saja, karena semakin banyak warga yang tahu, Manopeng mulai dipentaskan untuk umum. Meskipun bakal ada resikonya seperti warga yang kerasukan ‘makhluk halus’, namun itu hal yang biasa dan bisa diatasi olehnya.

Tentang Manopeng, dalam karakter tiap topeng berbeda beda, ada yang baik dan buruk. Kemudian yang khas diakhir dalam pertunjukan itu adalah penari menggunakan topeng sangkala sebagai tanda mengusir hal yang buruk dan penutup ritual.

“Dari sekian banyak jumlah topeng yang diperankan, satu jenis topeng bernama Sangkala yang merupakan rajanya ini datang sebagai pengusir hal yang buruk dan itu juga sebagai tanda akhirnya Manopeng,” katanya.

Menyaksikan Manopeng, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengaku takjub dan mengatakan pegelaran merupakan salah satu kesenian yang unik dan hanya ada di Banyiur, Banjarmasin.

“Unik sekali Manopeng ini, banyak karakter topeng yang dipertunjukan dan ini hanya ada di Banyiur. Pemko Bajarmasin mendukung pelaksanaan ini dan bisa dijadikan objek wisata khas Banjarmasin,” ucapnya. Hamdani

Related posts

DPRD Bahas Raperda Pemberian Insentif dan Kemudahan Investasi

Kondisi Atlet PPLP Kalsel Kategori Baik, Kemenpora dan Dispora Kalsel Tes Tiga Cabor

Resmi Pimpin MHKI Kalsel, Dr Machli Siap Membangun Hukum Kesehatan di Banua