Tersangka Insiden Longsor di Tanbu Kemungkinan Bertambah, Ini Penjelasan Kapolda Kalsel 

by baritopost.co.id
0 comments 2 minutes read

Banjarmasin, BARITO – Tiga orang sudah ditetapkan sebagai  tersangka terkait insiden longsor di kawasan eks tambang Desa Mentawakan Mulya, Kecamatan Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalsel yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Namun tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah

Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rikwanto  menegaskan saat ini  ketiga tersangka sudah ditahan usai menjalani pemeriksaan

“Setelah kami periksa kemarin kami temukan pelanggaran yang mereka lakukan dan tiga orang kami tetapkan tersangka dan langsung kami tahan,” tegas Irjen Pol Rikwanto

usai menjadi tuan rumah rapat kunjungan kerja spesifik Komisi III DPR RI di Mapolda Kalsel, Jumat (5/2/2021).

Dari hasil pemeriksaan sambung mantan Kapolda Maluku Utara ini  didapati tindakan-tindakan yang diduga menyalahi aturan dilakukan oleh oknum perusahaan PT Cahaya Alam Sejahtera (PT CAS).

Dari hasil pemeriksaan diketahui ada oknum PT CAS yang bertanggungjawab atas pit galian di lokasi terjadinya insiden tersebut diduga memperbolehkan masyarakat untuk menambang secara manual di bawah tanah menggunakan terowongan buatan di kawasan itu.

Para tersangka dikenakan sejumlah pasal baik pasal terkait kelalaian yang menyebabkan timbulnya korban jiwa maupun pasal terkait undang-undang pertambangan. .

“Akibat meninggalnya mereka yang menambang di situ tentunya PT CAS siapapun oknumnya akan kami periksa,” tegas Kapolda.

Ketegasan dalam penanganan kasus-kasus terkait hukum lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam kata Kapolda harus terus ditegakkan agar insiden serupa tak lagi terulang.

“Memang sudah ada korban, sudah ada kesalahan, sudah ada kelalaian, sudah melanggar Undang-Undang, sudah membuat ekosistem terganggu, ini tentunya kami harus sikapi. Kalau tidak tegas hari ini bisa jadi terjadi lagi di tempat lain,” kata Rikwanto.

Seperti diketahui, pada insiden longsor di kawasan eks tambang yang terjadi pada Minggu (24/1/2021) tersebut, total ada 10 orang pekerja yang meninggal dunia karena terjebak dalam lorong tambang manual.

Setelah dilakukan upaya pencarian oleh tim gabungan selama tujuh hari sebanyak 9 korban ditemukan.     Editor : Mercurius

Sedangkan 1 korban terakhir ditemukan sehari setelah operasi evakuasi secara resmi berakhir yaitu pada Senin (1/2/2021).

Editor : Mercurius

Baca Artikel Lainnya

Tinggalkan komentar