Tepi Barat, BARITOPOST.CO.ID – Tiga warga Palestina di Tepi Barat, ditembak mati Pasukan Israel, Selasa (29/11/2022) pagi waktu setempat. Korban yang tewas ditembak di Beit Ummar adalah Mufeed Mohammad Ikhlil (44 tahun).
Tembakan ke kepala Ikhlil saat mereka terlibat bentrok dengan warga Palestina. Kementerian Kesehatan Palestina, menyebutkan, satu korban ditembak di Beit Ummar, sedangkan dua lainnya di dekat Ramallah.
BACA JUGA: Bantu Ukraina, Sektor Produksi Senjata dan Amunisi Menguat
Selain Ikhlil, terdapat sembilan warga Palestina lainnya yang ditembak aparat Israel. Satu korban tertembak di dada, sedangkan lainnya di bagian tungkai atas dan bawah. Meski tertembak, mereka dilaporkan berada dalam kondisi stabil.
Dua warga Palestina lainnya yang tewas ditembak Israel pada Selasa pagi adalah kakak beradik, yakni Jawad (22 tahun) dan Thafer Abdul Rahman Rimawi (21 tahun). Mereka ditembak di Desa Kufur Ein.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Jawad tertembak di bagian panggul. Sementara Thafer tertembus peluru di bagian dada.
Akibat insiden penembakan itu, aksi pemogokan umum diumumkan di Ramallah. “Kementerian Kesehatan mengatakan dengan tiga orang tewas hari ini, tentara Israel telah menembak dan membunuh 153 warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sejak awal tahun ini,” tulis kantor berita Palestina, WAFA, dalam laporannya.
Aksi penembakan terhadap warga Palestina kerap dilakukan pasukan Israel. Anak-anak dan remaja Palestina tak luput dari sasaran. Ia mengingatkan, sesuai resolusi 2334 Dewan Keamanan PBB, segala bentuk tindak kekerasan terhadap warga sipil harus dihindari.
Selain kekerasan terhadap anak-anak Palestina, Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland menyoroti masih berlanjutnya proyek pembangunan permukiman ilegal di wilayah Palestina yang diduduki. “Hal itu tak sejalan dengan ketentuan resolusi 2334 yang diadopsi pada Desember 2016,” ujarnya.
BACA JUGA: Selama Perang Ukraina-Rusia, Lebih 15.000 Orang Hilang
Wennesland berpendapat, negosiasi Israel-Palestina tidak bisa lagi ditunda tanpa batas. “Tidak adanya proses perdamaian yang bermakna untuk mengakhiri pendudukan Israel dan menyelesaikan konflik memicu kerusakan berbahata di seluruh wilayah Palestina yang diduduki, khususnya di Tepi Barat, dan mendorong persepsi bahwa konflik tidak bisa diselesaikan,” tandasnya.
Ia berkomitmen tetap terlibat secara aktif dengan para pemimpin Israel dan Palestina serta mitra-mitra internasional, khususnya di kawasan Timur Tengah. “Mengakhiri pendudukan (Israel) dan mewujudkan solusi dua negara (Israel-Palestina) harus mendorong upaya kolektif kita,” imbuhnya.
Sumber : Reuters
Editor : Afdi