Banjarbaru, BARITO – Untuk meningkatkan pendapatan petani karet, Pemerintah Provinsi melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) terus membentuk Unit Pengolahan dan Pemasaran Bersama (UPPB). Melalui UPPB, para petani dapat menjual bahan olahan karet (bokar) kepada pabrik crumb rubber dengan harga lebih tinggi.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Kadisbunnak) Provinsi Kalsel, Suparmi mengungkapkan, jumlah UPPB di Kalsel hanya 109 buah. Padahal Kalsel seharusnya bisa memiliki 2008 UPPB.
“Kami upayakan agar UPPB ini bisa terbentuk di setiap desa sentra karet minimal satu desa satu UPPB. Setelah kami hitung, kebutuhan UPPB di Provinsi Kalsel sekitar 2008. Saat ini baru terbentuk 109,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (19/2) di ruang kerjanya.
Suparmi menuturkan, keuntungan petani karet yang tergabung di UPPB adalah secara otomatis mendapatkan bantuan, bimbingan teknis, sosialisasi dan mendapatkan harga. Yang paling penting, imbuhnya, petani akan mendapatkan harga selisih yang lumayan dibandingkan kalau menjual langsung ke tengkulak atau pedagang pengumpul. Selisih harganya antara Rp 3000 sampai Rp 4000.
“Karena di UPPB itu ada penyimpanan. Sehingga kualitasnya menjadi lebih baik atau K3 (kadar karet kering,red) -nya menjadi lebih tinggi. Termasuk pula sistem pengolahan karet nya pun berbeda dengan yang ada di masyarakat sendiri,” jelasnya.
Pihaknya juga telah menganjurkan UPPB untuk memakai bahan pembeku yang direkomendasikan. Sedangkan kalau pekebun belum mengetahui hal ini, maka mereka masih menggunakan bahan pembeku yang tidak sesuai atau yang tidak dianjurkan oleh disbunnak.
Sedangkan untuk meningkatkan harga jual karet, sesuai arahan dari Gubernur Sahbirin Noor, pihaknya melakukan intensifikasi pada kebun karet yang sudah menghasilkan yakni melalui pemberian bantuan pupuk, herbisida, fungsida, asap cair dan sebagainya. Sehingga pemberian bantuan itu mengurangi pengeluaran pekebun.
Untuk pihak yang bisa menampung karet, tercatat ada 12 pabrik crumb rubber di Kalsel. Dari 109 UPPB, ada sekitar 46 UPPB yang bisa memasok karet ke pabrik crumb rubber. Sedangkan UPPB lain belum bisa karena masih ditemukan rantai tengkulak.
Lebih jauh diungkapkan bahwa apemprov Kalsel berupaya meningkatkan produktivitas karet melalui peremajaan yakni sejak 2017, 2018 dan 2019.
Pada 2019, Kalsel mendapatkan alokasi peremajaan karet untuk lahan seluas 1.600 hektare.
Dipaparkan pula bahwa Kalsel merupakan salah satu dari tiga provinsi percontohan untuk percepatan kenaikan harga karet petani.
Sedangkan provinsi lainnya yaitu Sumatera Selatan dan Jambi. Dalam hal ini, luas kebun karet di Kalsel adalah 270.205 hektare. Produksi per tahunnya sebesar 197.699 ton karet kering. Pabrik pengolahan karet berjumlah 12 unit dengan kapasitas terpasang 274.900 ton per tahun.tya