Banjarmasin, BARITO – Meskipun tidakajarang terjadi hujan di beberapa lokasi, dua helikopter patroli dan lima helikopter water boombing dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tetap dioperasikan untuk membantu penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di 13 kabupaten/kota se Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
“(tujuh heliikopter,red) setiap hari operasional, ada lima range yang kita monitor dan heli water bombing tetap disiapkan,” ujar Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel, Mujiat di Banjarmasin, Selasa (6/10).
Dikatakan, kondisi kemarau basah yang terjadi di wilayah Kalsel, tetap mengharuskan kesiagaan petugas di tempatkan pada sejumlah posko karhutla, baik tim darat maupun udara. Di sejumlah lokasi masih berpotensi muncul kebakaran seperti lahan di sekitar Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin, namun selalu bisa dipadamkan sesegera mungkin dan tidak sempat mengganggu aktivitas penerbangan.
“Di sekitar bandara masih muncul titik api, tetapi belum sempat membesar berhasil kita padamkan,” tandasnya.
BPBD Kalsel juga terus mengaktifkan lima Posko Karhutla yang tersebar di Kota Banjarbaru, Banjar, Tanah Laut dan Tanahlaut. Tim yang bertugas di Posko Karhutla itu terdiri dari unsur relawan, BPPD Kalsel, dibantu angotas Kepolisian dan TNI wilayah setempat.
“Tim darat itu juga terus kita siagakan dan mereka stan by di tempat untuk melakukan monitoring dan melaporkan jika ada kejadian kebakaran di wilayah tugasnya,” utur Mujiat.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Sahruddin mengatakan, pengoprasian helikopter water bombing upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di sejumlah wilayah, khususnya untuk lahan yang terbakar tidak bisa dijangkau Satgas Darat.
Helikopter dioperasikan jika titik api tak bisa dijangkau kendaraan oleh Satgas Darat yang merupakan tim gabungan BPBD Kalsel, Manggala Agni Dinas Kehutanan Kalsel serta Damkar.
Dikatakan Sahrudin status karhutla di Kalsel masih tergolong aman dan terkendali mengingat sebaran titik api tidak terlalu banyak karena pengaruh kondisi kemarau basah, dimana hujan masih turun di beberapa daerah.
Namun keberadaan helikopter ini sangat diperlukan untuk membantu pemadaman kebakaran yang terjadi di daerah jauh dan sulit dijangkau. Termasuk daerah perbukitan dan pegunungan akibat aktivitas pembukaan lahan pertanian.
Penulis: Salman